Binar mata itu telah mampu menjelaskan semuanya. Entah apa yang dapat dirinya utarakan saat ini—hanya ada satu kata, Kim Aera begitu bahagia. "Kau memang percaya diri sekarang," tangan yang semula berada di sana—mencengkram jas Taehyung, pun ia lepas, lebih tepatnya turun mencari tangan Taehyung. Menggenggam punggung tangan pria itu, "ya, aku tidak mungkin menolakmu. Inilah yang aku tunggu, Taehyung. Seseorang yang dikirimkan semesta dalam versi terbaik, well—tak sepenuhnya baik juga. Tapi, aku menghargai semuanya. Semua yang telah kau perjuangkan hingga ke titik ini."
Aera akan selalu berkata jujur, Taehyung pun paham—apa yang telah dilakukannya, jauh dari kata baik. Betapa takjubnya ia, Aera tetap menghargai itu. Bibirnya kelu, jika berhadapan dengan Aera, pemikiran realistis wanitanya, serta cara pandang Aera yang berbeda.
"Kim... Aku juga bersalah. Aku tidak bilang, kau yang pantas disalahkan. Kau dan aku bersalah di sini, aku—"
"Aku tahu," Taehyung menyela, satu tangannya yang lain memegang pipi Aera, menatapnya dengan tatapan lembut, "kita berdua pernah berjanji untuk memulainya lagi dari awal. Aku belajar menjadi yang terbaik untukmu."
"Tidak hanya kau, Taehyung. Aku pun sama. Kita harus belajar satu sama lain untuk saling mengerti. Tidak perlu menjadi terbaik, semua orang mempunyai kekurangan."
"Kita saling melengkapi, Aera-ya."
Mendengar kata demi kata yang terucap dari bibir Taehyung, serta bagaimana kedua bola matanya yang indah menatap—debaran jantung Aera tanpa sadar berdetak lebih keras. Dia sudah menduga, Taehyung ingin mencium bibirnya.
Akan tetapi, yang terjadi bukan itu. Taehyung malah berhenti tepat di depan wajahnya, sambil menyunggingkan senyuman samar, "Hari sudah semakin larut, Nona Kim. Sebaiknya jangan diteruskan." Aera, tentu tidak mau kalah.
Wanita itu dengan sengaja mengulurkan tangannya, untuk mengusap rahang Taehyung. "Wah, padahal aku sudah berharap mendapatkan satu ciuman manis darimu." Aera mau melihat seberapa kuatnya pertahanan seorang Taehyung, lantas melanjutkan kelewat menggoda, "biasanya sehabis dilamar seorang pria, itu yang terjadi. Rupanya salah ya?"
"Iya, salah." jawab, Taehyung santai—menahan diri. Tak sampai dua detik ia terdiam, jawabannya kali ini berhasil membuat Kim Aera kalah telak, "jika prianya itu adalah aku, ku rasa tidak usah dijelaskan lagi. Kau, aku, dan kamar ku. Tiga hal itu, Aera."
******
Seperti sepasang kekasih pada umumnya, yang kerap membuka pintu mobil untuk wanitanya lalu mengulurkan tangan—serta, tak lupa senyuman terukir hangat setelahnya. "Aku antar sampai ke depan unit apertemenmu." Taehyung melihat kedua bola mata Aera yang tampak bertanya-tanya, mungkin kebingungan sebab Taehyung tak membawanya pulang ke apartemen pria itu.
Well, ada kalanya Kim Taehyung juga sulit ditebak. Meski, ragu—Aera tetap menerima uluran tangan Taehyung. Terlintas pikiran aneh yang mengganggu kepalanya, tidak menutup kemungkinan—Taehyung akan mencuri ciuman manis nanti. Atau lebih parah dari sekadar itu.
"B-bagaimana dengan makanannya? Tidak mungkin, aku makan sendirian." menutupi rasa gengsinya, Aera membahas makanan yang Taehyung bawa.
Taehyung tertawa kecil, tawa yang terdengar sangat manis. Membuat Aera terpukau untuk beberapa saat. "Susah sekali ya? Untuk memintaku menemanimu?" pun merangkul pundak Aera seraya menjawil pipi Aera, "tadinya, aku memang mau menginap. Tapi, besok pagi ada jadwal memotret." Taehyung sengaja berkata seolah ia sangat sibuk, dia ingin mendengar Aera memohon dengan sangat manis padanya.
Seolah tahu apa yang Taehyung pikirkan, Aera jelas mampu menebaknya. "Harus dirayu?" tanyanya, sambil tersenyum malu.
"Coba, aku mau mendengarnya."
"Aku tahu kau lebih suka dengan tindakan, Tuan Kim. Sayangnya, aku tidak mau hamil saat aku berjalan di altar nanti."
Si Kim itu tertawa lagi, jawaban Aera memanglah berbeda dari apa yang ia inginkan—tetapi, jawaban itu memancing Taehyung mengungkit sesuatu.
"Nona Kim, kau melupakan sesuatu. Dahulu, saat kau masih bersuami... Kau memintaku menghamilimu." perlahan tawanya mereda pun berganti dengan suara bisikan berat. Taehyung begitu tahu cara melemahkan Aera, dia menikmati raut wajah Aera yang berubah cemas.
[...]
Ettt.... Bulan puasa hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Proposal ✓
FanfictionPerjanjian licik serta bagaimana cara mengejar semua yang diinginkan. Semata dilakukannya agar orang yang dia cintai-kembali bersamanya. Kim Taehyung menganggap Aera, semesta. Semesta yang menjanjikan cinta. Kenangan masa lalu yang masih tersisa. Me...