25. Melt

1.1K 123 9
                                    

Dapat dilihat dari ekor matanya memang. Seseorang yang berdiri disebelahnya. Seperti, tatapan yang menilai-nilai. Aera masih bersikap biasa-biasa saja, hingga tiba saatnya ia menegur---menoleh seraya tersenyum kecil. "Maaf?" tegur, Aera.

Wanita itu jelas terlonjak kaget, tertangkap basah memperhatikan Aera. "A-anu, maaf Nona. Aku hanya tidak asing dengan wajahmu."

Take a control, Kim Aera—batinnya dalam hati. Entah mengapa, sekarang Aera merasa kecemasannya makin bertambah. Setiap bertemu oranglain, ia cenderung menghindar sebab rasa tak nyaman menguasai dirinya. Apalagi, orang yang mengenal salah satu keluarga—Aera sangat hati-hati.

Mengembuskan napasnya, Aera kini meremat tali tasnya. Sungguh, ia paling benci yang namanya menunggu. Taehyung pasti masih dalam perjalanan, menjemputnya.

"Benarkah?" Aera menganggukkan kepala, sedikit. Lantas, menarik sudut bibir kanannya---menyeringai. "kau penggemarku ya?" Tebak, Aera—kemudian, terkekeh. "santai saja, aku hanya bercanda."

"Maaf, jika Nona---,"

Derap langkah mendekati Aera, terburu-buru menghampiri—dari aroma parfum yang perlahan tercium pun, Aera tentu sangat mengenalnya.

Siapa lagi kalau bukan, Kim Taehyung.

"Ah, maaf. Aku terlambat menjemput." Ujar, Taehyung. Ia sama sekali, tak memedulikan keberadaan wanita lain yang bersama Aera.

Aera mengulas senyumannya. "Tidak apa-apa. Lagi pula, aku baru beberapa menit menunggu." berdusta asalkan Taehyung tersenyum. Akhir-akhir ini, Taehyung sering merajuk. Itulah mengapa, Aera pandai memahaminya. Enggan membuat Taehyung bertambah kesal.

"Kami berdua pulang ya, Nona." Tekan, Aera di akhir kalimat. Sementara, Taehyung menjaga pandangan mata. Menerapkan saling menjaga perasaan satu sama lain.

Belum sempat si wanita menjawab, Aera sudah memeluk lengan Taehyung. Erat sekali, sampai si Kim itu terkejut. Pun diam-diam, Taehyung tersenyum kecil. Taehyung suka, Aera cemburu.

******

"Kenapa lama sekali menjemputku? Kau habis dari mana?"

Aera bertanya pada Taehyung, sewaktu mereka sudah masuk ke dalam mobil---Taehyung rasanya ingin tertawa, gemas dengan kecemburuan kecil Aera dan kekhawatiran wanitanya.

"Lihat ke jok belakang, sebelum menjemput aku membelikanmu makanan."

"Taehyung, aku sedang diet."

"Kau sudah cantik dan langsing begitu. Tidak usah diet-diet lagi, sayang."

"Tapi—" kalimat Aera berhenti, Taehyung menaruh telapak tangannya di atas punggung tangan Aera. Menunjukkan senyuman hangat, sesekali mengusapnya untuk menenangkan Aera.

Pria itu tahu, apa yang Aera pikirkan.

Tatapan matanya menatap Aera begitu dalam, kalau sudah begini—Aera mana bisa berkutik lagi.

"Aku hanya tidak mau, kau sakit Aera. Ingatlah selalu pesan dokter, terutama juga pesan dari kekasih tertampanmu ini. Aku takkan berpaling."

"Kim Taehyung, percaya dirimu bertambah tinggi." Aera memutar bola matanya, ingin menepis tangan Taehyung---tapi pria itu sekarang malah menggenggam tangannya.

Dirty Proposal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang