2. pengukuran

653 68 6
                                    

Aku sedang bersiap siap untuk pergi ke aula akademi untuk berkumpul atas penerimaan murid baru dan sekaligus untuk mengukur kemampuan sihir.
Akan ada 7 tingkatan sihir. Dan yang ke 7 merupakan sihir yang benar benar kuat dan hanya orang orang terpilih dari kekaisaran yang memiliki sihir tingkat 7.
Aku memakai gaun bewarna abu abu menyesuaikan dengan rambut ku. Gaun ku bukan gaun mewah hanya gaun sederhana yang dibelikan ibu setahun lalu. Saat ini memang kami di perbolehkan untuk memakai pakaian bebas, karena seragam kami akan di berikan nanti oleh pengurus akademi.

Sampai sekarang aku belum tau nama teman sekamar ku karena dia selalu acuh jika aku ingin berbicara.

"Mmm.. Ayo pergi bersama". Ajak ku pada teman sekamar ku

"Hm"...
Dia terlalu acuh dan hanya menjawab singkat ajakan ku.

Di perjalanan menuju aula aku dan dia hanya diam. Aku pun berinisiatif untuk bertanya.
"Aku.. Aku starlia. Kita belum sempat berkenalan tadi. Jadi siapa namamu"?

"Aliya sintania"

"Hmmm nama yang bagus aliya. Semoga kita bisa berteman". Ucapku dengan lembut dan senyum
Tapi dia hanya diam dan tak berminat hingga aku memutuskan untuk diam hingg sampai di aula akademi.

*

Saat aku memasuki aula aku menjadi semakin gugup untuk kesana. Di sana di penuhi orang orang yang berasal dari bangsawan dan hanya sedikit dari warga desa biasa sepertiku. Karena banyak warga desa yang tidak mau masuk akademi karena persaingan yang ketat dan di perlukan kecerdasan dalam akademi ini. Aku mau masuk kesini selain karena ibu dan belajar sihir, aku juga memiliki kecerdasan yang luar biasa. Bukannya sombong tapi itu lah kenyataannya. Jangan tanya kenapa aku bisa memiliki kecerdasan walaupun tidak memiliki guru berlatih tiap hari karena miskin.

Aku berjalan menuju ruangan yang di penuhi perempuan cantik dengan gaun indah mewah dan laki laki yang tampan.
Aku memilih berdiri di pojok karena tidak memiliki teman.

"Tes.. Tes... Perkenalkan saya tara priotra pembawa acara ini". Untuk tami undangan di persilahkan untuk duduk di tempat masing masing dan murid akademi dilahkan berbaris..

Ucap pembawa acara tersebut. Dan aku pun memilih untuk berbaris paling belakang.

Pembawa acara pun membacakan acara yang akan di adakan hari ini. Aku terlalu bosan untuk mendengarkan itu semua, dan pada akhirnya aku hanya melamun.

"Selamat datang untuk murid baru akademi, saya kaisar Reodra tria alaskaria mewakili teman saya yang tidak dapat hadir berharap kalian semua dapat belajar dengan baik dan menjadi penyihir hebat".

Aku terkejut mendengar suara itu. Aku tak menyangka dapat melihat kaisar secara langsung. Biasanya keluarga kaisar sangat jarang dilihat. Ibu pernah bercerita bahwa akademi ini didirikan oleh kaisar dengan sahabatnya yang juga kaisar dari negeri seberang.

"Baik terimakasih banyak kepada yang mulia kaisar kita yang telah memberikan sambutan untuk kita semua".
"Mari kita masuki saja acara yang di tunggu tunggu yaitu pengukuran tingkat sihir kalian semua".
Ucap sang pembawa acara

Sebenarnya ini lah yg aku takutkan, rasanya aku ingin kabur saja.

Pembawa acara pun mulai menyeburkan nama murid akademi untuk di ukur sihirnya.

"Bella analia frebrinco. Tingkat 4 dengan elemen api".
"Bagus sekali nona. Ucap sang pembawa acara".

Oh namanya bella, dia yang aku tabrak dan marah marah pada ku tadi. Pantas saja sombong dia seorang putri duke keluarga febrinco dan memiliki sihir tingkat 4 dan itu sangat bagus bagi pemula

"Aliya sintania. Tingkatan 4 dengan elemen tanah".
Wah teman sekamar ku memiliki sihir yang hebat juga.

Hingga nama yang terakhir di sebut yaitu aku.
"Starlia ambrellia K. "

Aku pun maju dengan gugup ke atas panggung untuk mengukur sihir ku dengan bola sihir yang akan memperlihatkan tingkat sihir dan elemen kita.

Saat tangan ku di letakkan diatas bola kristal sihir. Aku memejamkan mata untuk diukur sihirku.

Beberapa detik setelah itu semua orang tertawa,dan aku pun membuka mataku. Mata ku terbelalak kaget
Tidak... Kenapa hanya tingkat itu padahal aku selalu berlatih.
Starlia ambrellia K. Tingkat 1 elemen air
Aku pun turun panggung dengan badan yang bergetar menahan tangis.

Hahahahahah...... Anak kecil saja mungkin lebih hebat darinya

Gadis miskin dan bodoh, hahahah

Lihat dia belajar di akademi dengan sihir tingkat satu. Psttttt

Memalukan

Apakah dia benar dari dunia ini, kenapa tidak bisa sihir

Begitulah ucapan para murid lain pada ku. Memang nya kenapa tingkat satu. Aku akan belajar lagi
Tapi jangan caci maki aku. Aku juga ingin seperti mereka bisa sihir tingkat tinggi.
Perlahan air mata ku pun turun tanpa bisa ku tahan. Yang ingin aku lakukan sekarang hanya ingin pergi dari sini.

starlia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang