Setelah keluar dari dalam ruang pesta leon mengajak starlia ke taman yang ada di akademi.
Mereka pun duduk bersama di bangku yang ada di taman.
"bagaimana perasaanmu?" tanya leon tiba tiba memecah keheningan diantara mereka
"haa" starlia tidak mengerti dengan pertanyaan leon
"perasaan mu setelah bertemu ayahmu? " ucap leon memperjelas pertanyaanya
"entah lah, aku bingung. Rasanya semua terlalu mendadak bagiku" ucao starlia yang kemudian menyandar pada bangku dan melihat keatas langit
"tapi tidak bisa aku pungkiri, aku bahagia bertemu ayah ku yang telah lama aku impikan" tambah starlia yang mengingat bahwa dia sangat ingin punya ayah seperti anak lainnya.
Ayah yang selalu melindungi putrinya lebih dari apapun. Yang akan membelanya ketika di bulli dan memeluknya ketika sedih." lewati saja seperti air lia" ucap leon dengan menatap starlia.
Starlia pun menoleh pada leon, dan terpaku melihat leon yang tersenyum padanya."tapi semua membingungkan dan seperti mimpi"
"memang tetapi aku yakin semua telah diatur takdir dan kamu harus melewatinya" ucap leon
"tapi aku tidak yakin leon apakah aku benar benar putri kaisar"
"besok kamu pasti menemukan jawaban atas pertanyaan mu lia, aku tau sekarang terasa sulit dan membingungkan tetapi semua pasti ada jawabannya"
"terimakasih leon" ucap starlia setelah mendapat nasehat dari leon.
Keduanya pun kembali hening menikmati angin malam di bawah sinar bulan dan taburan bintang bintang
"lia apakah kamu akan melupakan aku setelah kamu tau kamu tuan putri?" tanya leon tiba tiba
"haaa, mana mungkin leon. Kamu dan nadia adalah orang yang berharga bagi ku. Di saat semua orang menjatuhkan aku kalian yang membantu aku" ucap starlia pada leon
"benarkah?"
"tentu saja leon, aku akan selalu berhutang budi pada kalian yang selalu bantu aku sadar atau tidaknya" ucap starlia yang menatap leon dengan mata yang menyejukkan
Leon hanya menatap starlia dengan senyuman."jadi apakah aku masih bisa berdansa dengan mu" tanya leon yang membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk mengajak starlia berdansa
"disini? " tanya starlia yang melihat sekitar, karena mereka di taman akademi agak aneh jika berdansa disana
"iya, biarkan keheningan malam ini menjadi suasana indah untuk berdansa denganku" ucap leon yang kemudian di jawab anggukan oleh starlia.
Pada malam itu mereka berdua berdansa di bawah sinar bulan yang indah. Walaupun tanpa musik tetapi mereka menikmati dansa mereka
Tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang menatap mereka dengan kecemburuan
"kau milikku, tak ada yang bisa merebutnya" ucap seseorang tersebut lalu menghilang dalam kegelapan malam meninggalkan burung gagak yang beterbangan.
*
Leon pov*
Setelah mengantarkan starlia ke asramanya aku pun pergi menemui orang tua ku.
"dari mana kamu leon" tanya ayah ku yang duduk di ruang khusus yanga ada di akademi.
Ruang ini merupakan ruangan khusus yang di bangun ayahku saar ada urusan dengan akademi."mencari angin" ucapku. Bukan bohong ya, memang kenyataan aku mencari angin dan di tambah dengan berduan dengan starlia
"cari angin apa cari kesempatan" ucap ibundaku yang baru saja datang
Aku hanya memutar mata ku yang sebentar lagi akan mendengar godaan dari ibuku ini. Bisa bisa nya semua orang menobatkannya sebagai wanita teranggun di kekaisaran. Memang sih ibunda anggun hanya saja jika bersama aku dan ayah,ibunda sama seperti ibu ibu lainnya yang ada di kekaisaran.
"jadi kamu berdansa berdua ditaman" ucap ayah ku,yang membuat ku cukup terkejut hanya saja tidak terlihat di wajah ku bahwa terkejut.
"ayah mengintip" ucap ku pada ayah
"mmm tidak,hanya menebak"
"apakah kamu menyukai starlia, apakah sudah kamu utarakan perasaanmu dan kapan akan kamu resmikan atau kita langusngkan saja pertunangan"
Ibunda memang luar biasa dalam satu tarikan nafas dia bisa bertanya sebanyak itu padaku."satu satu ibunda tersayang" jawab ku yang menghentikan pertanyaan pertanyaan berikutnya
"iya iya sekarang jawab" ucap ibunda dengan penasaran
"suka, ya aku suka starlia dia baik" ucapku seadanya
"kalau cinta gimana?" tanya ibu lagi
"ngk tau. Bahkan aku ngk tau cinta itu gimana" ucapku dengan jujur. Memang aku belum tau apa itu cinta dan apakah aku mencintai starlia. Yang aku tau hanya suka jika aku bersama dia, hanya itu.
"apa yang kamu rasakan jika bersama starlia?" tanya ibunda lagi
"nyaman tapi kadang kadang aku juga berdebar di dekatnya, itu cukup aneh padahal aku tidak sakit atau apakah starlia punya sihir yang membuat ku berdebar kencang didekatnya ibunda" ucapku lagi yang menjelaskan pada ibunda
"anak bodoh. Iya dia punya sihir yang buat kamu berdebar " ucap ibunda dengan wajah kesal. Ibunda cukup aneh, apakah ada yang salah.
"aku tidak bodoh ibunda, aku memiliki nilai tertinggi di akademi" ucapkan yang tidak terima di katakan bodoh.
Ibunda yang mendengar itu hanya menunjukkan senyum paksa.
"ayah apakah sihir starlia itu berbahaya bagiku?" tanya ku pada ayah
"mungkin" ucap ayah"sayang ayo kita pulang, anak mu itu bodoh sekali, keturunan siapa sih" ucap ibunda dengan nada mengejek lalu membawa ayah pergi dari ruangan yang pasti mereka pasti akan pulang.
Aku pun hanya menyengit heran melibat ibunda yang aneh sejak tadi. Sebentar bentar penasaran dan sekarang kesal. Entahlah
KAMU SEDANG MEMBACA
starlia
Fantasistarlia gadis desa yang hidup hanya berdua dengan ibu nya di sebuah gubuk dekat hutan. banyak warga desa yang menghina dan mengucilkan starlia karena tidak dapat menggunakan sihir. memang di dunia starlia sihir merupakan kekuatan yang di agungkan...