Sekarang Yena dan Yuri tinggal berdua di ruang VIP.
Beomgyu oppa barusan izin keluar sebentar untuk pergi ke toilet.
"Sir Choi, maksud sir tadi nanya gitu ke Beomgyu oppa apa ya?" Tanya Yuri.
Yena cuma diam sambil meminum vodka yang ada di tangannya.
"Sir Choi please, saya minta tolong jangan bilang ke Beomgyu oppa kalo saya perokok dan- dan bisex" pinta Yuri.
Yena ketawa.
"Kenapa emangnya? Kamu suka sama dia?"
Yuri terdiam, kaget karena tiba-tiba Yena nanyain hal itu.
"Ya- ya Beomgyu oppa kan salah satu customer saya dan- dan saya ga mau kalo Beomgyu oppa sampe-"
"Apa? Dia itu cuma salah satu customer kamu Yuri! Kamu ga akan rugi dengan kehilangan satu customer!" Kata Yena agak menaikkan suaranya.
"Ya- ya tapi sir-"
"Kamu tuh nyusahin tau ga? Kenapaa? Kamu suka sama dia? Nyimpen rasa? Ga apa kok Yuri, bilang aja"
Yuri ga jawab, dia cuma menghela nafas pelan.
"Saya- saya cuma jaga-jaga,,, Hahhh- oke. Oke saya akuin, mungkin saya sedikit suka sama Beomgyu oppa. Maka dari itu saya harus jaga image-"
"Buat apa Yuri? Buat apa kamu bertingkah seolah kamu bukan diri kamu yang sebenarnya? Buat apa kamu berusaha menyesuaikan diri dengan ekspektasi dia? Buat apa hah?!"
Yuri kaget. Serius dia kaget banget dapat teriakan dari Yena untuk pertama kalinya.
"Buat apa?!" Desak Yena.
Yuri's eyes were filling with tears and she didn't want him to see.
"Ayo jawab Yuri, buat apa?" Desak Yena lagi, tapi dengan suara yang lebih lembut.
She blinked away her tears.
"Karena saya lihat kemungkinan kalo saya bisa bahagia sama dia"
Yena menutup matanya rapat-rapat.
"Tapi kenapa dia Yuri? Kenapa ga sama orang yang bisa nerima kamu apa adanya aja?" Kata Yena berusaha terdengar setenang mungkin.
"Orang yang bisa nerima saya apa adanya? Walaupun tau saya bisex? saya perokok? Hahahaha ga akan ada lah sir pria yang kayak gitu"
Astaga, Yena muak.
"Seriously Yuri? Am i a joke to you?"
Yuri menoleh mendapati Yena yang juga menatap-nya.
"Am i invisible to your eyes? All the things i do for you?"
Yena menghela nafas pelan sebelum melanjutkan.
"It was nothing?" Sambung Yena.
Yuri menggeleng cepat.
"Bukan- bukan begitu sir. Semuanya- semuanya bener-bener berharga untuk saya. Sir Choi buat saya merasa special"
"Terus kenapa Yuri? Kenapa orang itu masih ada pikiran kamu di saat saya udah ada di depan mata kamu?" Tanya Yena dengan sangat tenang sambil menatap Yuri dalam.
Yuri membuang muka, dia ga sanggup mengucapkan kalimat ini sambil menatap wajah Yena.
"Karena saya ragu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Insatiable • Yenyul
FanfictionYuri, the art that Yena badly wanted to touch. [PLEASE DO NOT TOUCH THE ARTWORK] Apakah itu juga berlaku untuk seorang Choi Yena? WARNING! ⚠️ Genben | Rated M Mix Language Disclaimer : This is a work of fiction‼ Start : 15 Februari 2021 End : 25 Ap...