-Chapter 18-

518 66 10
                                    

Jadi rupanya Yena itu mau bawa Yuri ke mansion pribadinya dengan berkedok jalan-jalan.

Yah kayak tipikal CEO di fanfiction, Yena juga punya mansion tentunya.

Kebalik ya urutannya, ajak ke rumah dulu jadiannya belom jelas kapan.

Yuri sedikit menahan nafas saat melihat penampakan mansion Yena dari jauh. Gila dari jauh aja udah segede itu, apalagi nanti di dalem?

Bisa tersesat kali ya?

"Wow" itulah kata pertama yang Yuri ucapkan saat masuk ke mansion Yena.

Kan bener, tersesat nih bisa-bisa.

Yena tersenyum ke arah Yuri. Wanita ini- ah bukan. Bayi di sebelahnya ini bener-bener imut.

"Kamu bener-bener punya duality yang mengesankan ya Yuri"

"Duality?"

"Sekarang kamu imut, nanti tiba-tiba kamu sexymphhh-"

Yuri menutup mulut Yena membuat Yena melotot ke arahnya.

"Um kita keliling yuk sir, saya mau liat-liat hehe" kata Yuri.

"Kamu tuh suka banget bekap mulut saya. Kenapa? Terlalu menggoda iman kamu ya?" Kata Yena sambil mengangkat-angkat alisnya.

"Ehm yuk sir keliling" kata Yuri, terus ngeluyur ninggalin Yena.

Yena langsung ngejar Yuri.

"Hey, kamu jangan main pergi sendiri gitu. Nanti kalo kamu tersesat, kamu ga akan bisa pulang loh" kata Yena masih dengan senyum annoying-nya.

Yuri menelan salivanya kasar.

Aaaaa pengen pulang aja.....

"Em maaf kalo saya lancang, kenapa disini ga ada foto keluarga sir?"

Yena cuma diem, dan Yuri jadi ga enak karena itu. Apa salah kalo Yuri bahas-

Tiba-tiba Yena terkekeh.

"Kamu orang pertama yang nanyain hal itu. Biasanya orang lain cuma ngebatin, terus nantinya ngegosip. Tapi kamu beda" kata Yena tersenyum ke Yuri.

Yuri cuma diem sambil menatap Yena.

"Saya dan ayah saya ga begitu dekat Yuri. Lagi pula beliau terlalu sibuk untuk urusan yang berbau keluarga kayak gitu"

Sempat hening sebentar sebelum Yena melanjutkan.

"Yang ada di otak orang tua itu cuma kerjaan, uang, dan wanita" kata Yena sambil ketawa remeh.

"Hmm buah jatuh ga jauh dari pohonnya emang valid berarti ya" kata Yuri ikutan ketawa.

Yena mengerutkan alis sambil menatap Yuri. Tapi sesaat kemudian dia menyeringai, menghampiri Yuri yang sedang membelakangi dia.

"Maksud kamu?" Kata Yena berbisik di kuping Yuri.

Yuri membalikkan tubuhnya menghadap Yena, sedikit kaget karena wajahnya langsung berhadapan dengan wajah pria itu.

"Sir kan juga gitu. Yang dipikirin cuma kerjaan, uang dan wanita, ya kan?" Goda Yuri.

Yena semakin maju, mendekatkan tubuhnya ke Yuri. Sedangkan Yuri semakin mundur.

Sial, hal ini terjadi lagi. Yena nahan Yuri di antara kedua lengannya.

"Kamu salah besar Yuri" suara Yena terdengar parau.

Yuri cuma menelan salivanya kasar. Mata Yena gelap, dan itu bukan pertanda baik.

Insatiable • YenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang