-Chapter 31-

482 63 9
                                    

"Yul!" Teriak Chaeryeong saat Yuri baru memasuki apartemen mereka.

"Aku udah denger semuanya tentang kejadian kemaren. Kamu gapapa?"

Yuri ngangguk sambil senyum.

"Iya aku gapapa Chae. Sir Choi kemaren dateng dan ngelindungin aku"

Baru aja Yena mau mengelak, Chaeryeong udah sela duluan.

"Makasih banyak yaa Sir Choi udah jagain Yuri. Ga salah deh Yuri pilih Sir Choi" puji Chaeryeong sambil memberi Yena dua acungan jempol.

Yena cuma ketawa sambil menggaruk tengkuknya.

"Sejujurnya saya telat dateng nona Lee, jadinya Yuri kesempetan kena tampar kemaren" kata Yena sambil senyum guilty.

Mendengar itu Chaeryeong langsung nyamperin Yuri untuk ngecek keadaan pipinya.
Dan bener aja, pipi kiri Yuri ternyata masih sedikit bengkak membuat Chaeryeong meringis pelan.

"Masih sakit Yul?"

Yuri menggeleng.

"Engga kok Chae, udah gapapa. Tadi malem udah dikompres pake air anget sama Sir Choi"

Chaeryeong manggut-manggut girang.

Dia rasanya tenang banget karena sekarang Yuri punya pelindung selain dirinya.

"Ah kalo begitu saya pamit dulu ya Yuri, nona Lee. Saya harus langsung ke kantor soalnya" pamit Yena.

Yuri nyamperin Yena terus meluk pria itu erat.

"Sekali lagi makasih banyak ya sir. Jangan lupa kabarin nanti"

"Iya sayangg, kamu juga istirahat yaa. Duluan nona Lee" kata Yena sambil membungkukan tubuhnya.

"Ya sir, hati-hati di jalan ya" pesan Chaeryeong.

Yena dan Yuri sama-sama keluar dari apart.

"Mau aku anterin ke bawah ga?"

Oh?

"A-aku?"

Hening.

"A-ah maksudnya saya anter" kata Yuri sambil menggigit bibirnya malu.

Yena pun senyum salah tingkah.

"H-haruskah mulai sekarang kita panggilannya aku-kamu?" Tanya Yena tiba-tiba.

Yuri mengangkat kepalanya, matanya langsung bertatapan dengan mata Yena saat itu juga.

Mereka bertatapan sebentar, lalu setelahnya sama-sama buang muka karena malu sendiri.

"K-kalo kamu ga mau gapap-" ucapan Yena terhenti saat merasakan kecupan Yuri di pipinya.

"Kalo sir gapapa, aku juga ga masalah" ucap Yuri dengan wajah yang super merah.

Yena ga bisa menahan senyum di bibirnya. Dia sampai-sampai menggigit bibirnya untuk menahan senyum bodohnya itu, tapi gagal total.

Ah, mungkin tadi adalah senyum paling bahagia yang pernah muncul di bibir Yena.

Efek Yuri memang kuat.

Yena menarik pinggang Yuri untuk mendekat padanya.

Seolah lupa bahwa mereka lagi di tempat umum, Yena mulai mencium bibir Yuri lembut.

Walau ga berlangsung lama karena,

"Haduh anak jaman sekarang ga tau tempat" kata seorang ibu sambil menutup mata anaknya.

Yena dan Yuri sama-sama ketawa.

Malu sih, tapi seneng hehe.

~~~~~

Insatiable • YenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang