-Chapter 30-

502 70 21
                                    

"Better?"

Yuri mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Makasi banyak ya sir. Kalo sir ga ada, saya ga tau lagi gimana cara menghadapi mereka"

Yena cuma tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Saya seharusnya dateng lebih cepat. Liat ini pipi kamu bengkak" kata Yena sambil mengelus lembut pipi Yuri.

"Gapapa kok sir, ini nanti juga sembuh"

Yena menghela nafas panjang. Dia bener-bener ga tahan untuk ngungkapin apa yang ada di pikirannya akhir-akhir ini.

"Yuri" panggilnya.

"Hm?"

"Uhm,---- don't you think,"

Ga. Mau ga mau Yena harus ngomong. Ini untuk kepentingan Yuri.

"Bukannya---- bukannya akan lebih baik kalo kamu berhenti kerja sebagai host?"

Mendengar penuturan Yena membuat Yuri langsung menatap pria itu bingung.

"Berhenti jadi host?" Tanya Yuri memastikan.

Yena ngangguk.

"Iya. Melihat kejadian yang baru aja kamu alamin, saya rasa lebih baik kamu berhenti. Yah dari awal, saya emang pengen minta kamu untuk berhenti jadi host"

Mendengar itu Yuri tetap diam. Dia tau Yena pasti sedang ingin mengutarakan perasaannya.

"Saya yang orangnya gampang cemburu jelas ga suka liat kamu ngobrol-ngobrol mesra sama orang lain. Tapi saya sadar, saya ga boleh egois"

"Kekasih saya adalah seorang host, seseorang yang tugasnya menemani customer 'berduaan'. Itulah pekerjaan kamu. Setiap pekerjaan butuh effort, dan saya bangga sama kamu untuk kerja keras kamu selama ini"

"There is nothing wrong with your job, if you do it sincerely, that's the value you get"

Sir Choi memang rupawan dalam setiap occasion, tapi ga ada yang bisa ngalahin wibawanya saat ngomong serius kayak gini.

Yuri can see her future with this man in front of her.

"Saya selalu ngedoktrin diri saya sendiri bahwa apa yang kamu lakukan semata-mata hanyalah sebatas tuntutan pekerjaan. The problem is not you, but your customers"

Still, Yuri remained silent.

"Mereka itu tch. Mereka bener-bener ga bisa bedain mana sekedar service mana asli. Mereka kira you're into them, dan itu luar biasa menjengkelkan"

Sekarang rasanya Yuri pengen ketawa.

Gimana engga? Barusan banget Yena keliatan keren dan berwibawa.

Sekarang? Apa itu wibawa? Yuri cuma bisa liat anak bayi yang lagi merengek sekarang.

Semakin Yena ngomong, semakin terdengar seperti misuh-misuh. Dan bibirnya itu semakin lama semakin maju layaknya moncong bebek.

"Kamu tau? Setiap saya liat customer kamu bertindak berlebihan, rasanya saya pengen teriak sekenceng-kencengnya kalo kamu itu udah punya saya. Tapi saya ga bisa karena kesepakatan bodoh kita. Hah~ kenapa juga saya terima kesepakatan itu" kata Yena tiba-tiba galau.

Yuri cuma bisa terkekeh.

Dia merasa bersalah juga karena udah maksa Yena untuk merahasiakan hubungan mereka.

Sejujurnya, Yuri cuma belom siap.

Dia belom siap untuk unjuk hubungan ke public, mengingat kalo kekasihnya ini seterkenal idol. Yuri ga siap untuk memiliki hubungan yang kesannya diawasi orang lain.

Insatiable • YenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang