FOR SERIES
Sequel of For Rayden & For Shanum
"Uncheerful Inside"
Kisah ini bermula dari gadis bernama Peachia. Menceritakan masa remaja yang tak seindah dipandang mata. Mengungkap kesedihan yang terpendam, menguak kesetiaan dibalik nama persahabatan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S26. The Guardian
Udah mulai lelah menunggu? Udah mulai bosan membaca? Udah mulai males menemui mereka? Hehehe ... enggak apa-apa. Aku tetap akan menyelesaikan apa yang sudah kumulai. Aku juga mau tau seberapa banyak yang masih menunggu, biar bisa memutuskan melanjutkan 2 part tersisa atau langsung saja pada akhir cerita.
Jadi, coba love 💛💛💛 dikeluarkan dan votenya dikencangkan, ya. Buat yang mau aja, kok. Hehehe.
Partnya panjang. 3K words. Selamat membaca, ya, Pasukannya Cia!
🍁🍁🍁 Diam-diam aku berterima kasih pada-Nya. Sebab telah menghadirkan para penjaga. Yang selalu berusaha ada tanpa diminta. Dengan cara berbeda dan tak terduga. -Peachia Canna Indica
Seseorang pernah mengatakan kepadanya bahwa seorang ibu, apa pun kesalahannya, bagaimanapun rumit cara berpikirnya, dan sesakit hati pun kita karena sikapnya, tetap tidak akan menjadikan dia sebagai sosok yang tak layak dihormati. Cia mengerti, dengan semua fakta yang baru saja ia terima, semua kerumitan hidup yang diam-diam mama simpan dalam hatinya, itu cukup baginya agar tidak meleburkan kebencian teruntuk Rianti.
Sebab jika dilihat lagi, semua alasan yang Rianti berikan itu bermuara padanya. Setelah selama ini ia tidak mengerti mengapa Rianti seolah menjauh, mengapa mamanya tidak seperti orang tua lain yang selalu ada, itu semua bukan berarti beliau tak peduli. Mama menyayanginya, tetapi sekali lagi, cara mencintai setiap orang tua itu berbeda. Selalu ada alasan mengapa mereka melakukan sesuatu untuk anak-anaknya.
Cia berbalik ke kiri, menatap sinar bulan yang mengintip dari balik jendela. Sengaja ia tidak menutup gordennya sebab gadis itu membutuhkan ketenangan. Beberapa hari ini, tidur dengan menutup jendela seolah membuatnya tercekik dan sulit bernapas. Entah apa yang terjadi pada dirinya, tetapi dengan mata yang masih terbuka padahal satu jam lagi subuh segera menyapa, membuat Cia sadar dirinya tidak bisa terus seperti ini.
"Canna lelah Ayah," gumamnya seraya bangkit dari tempat tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
