S19 - Create a Beautiful Memory [1]

3.1K 747 359
                                    

S19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S19. Create a Beautiful Memory [1]

Permisiiii ... di sini Ciul lagi serius dulu, ya. Silakan diramaikan dan jangan lupa 💛💛💛-nya! Mbak dan Mas yang betah sider semoga mau nongol hehe

Happy reading, Pasukan Kuning.
Selamat bersenang-senang.


🍁🍁🍁
Katanya, masa remaja adalah masa
di mana kamu mengenal kata cinta.
Meski tak serta merta mengetahui esensinya.
Meski rasa yang ada tak melulu berada pada frekuensi yang sama.
Meski semua tidak selalu berakhir bahagia.
Namun setidaknya, memori itu akan memberi pelajaran bermakna.
-Peachia Canna Indica

 

Playlist
I Love You So Much, You'll Know It
by Ysabelle C



Masa turnamen sudah berlalu. Menyisakan euforia kemenangan yang masih terasa di lingkungan Megantara. Meski setelahnya semua disibukkan dengan persiapan pentas seni yang diadakan tepat sehari setelah penutupan turnamen. Kegiatan tahunan lainnya yang menjadi penutup peringatan anniversary di mana para murid dan guru akan berkumpul di malam puncak bersama. Sabtu ini adalah hari yang sangat Peachia tunggu.

Pentas seni nanti dibagi menjadi dua sesi. Sesi pagi dimulai dari jam 9 hingga 3 sore, sedangkan sesi malam yang merupakan waktu puncak perhelatan dimulai pukul 19.00 hingga 23.00 WIB. Di sana seluruh murid diizinkan menjadi pengisi acara. Mulai dari musikalisasi puisi, teater, sampai menyanyi. Sesi pertama diadakan Sabtu pagi ini di lapangan outdoor Megantara High School, tepat di depan ikon bola dunia yang menjadi lambang sekolah mereka.

Peachia sudah berada di sekolah sejak pukul 7 pagi. Gadis yang hari ini mengenakan kaus putih dilengkapi jeans dan sneaker senada bajunya itu memilih melipir saat mendapati pesan dari sahabatnya. Mereka berlatih lagi agar nanti sinkronisasi keduanya tepat dan rencana keduanya berjalan lancar.

"Kadang gue tuh bingung kenapa mau aja nurutin lo?" gumam Cia setelah mereka mengakhiri sesi latihan akhir.

Gadis yang hari ini sedang menjadi anak baik dengan tidak mengecat rambutnya aneh-aneh itu menatap Orchidia yang hanya balas mengedikkan bahu.

"Lo yang minta gue nyanyi, kan?" tanya Orchid seraya tersenyum dan mengacak poni lurus Cia. "Hwaiting, Dongsaeng!¹" ujarnya lagi seraya mengepalkan tangan.

"Gangsang gongseng, gangsang gongseng, pergi sana lo!" usirnya yang disambut Orchid dengan tawa.

Gadis pencinta Korea itu mengusap pundaknya dan Cia menatap binar mata tulus sahabatnya itu dalam. Mengerti akan kekhawatiran Orchidia meski tidak sepenuhnya setuju dengan syarat yang diajukan oleh gadis itu.

SOLITAIRE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang