S5 - Being Detective

5.3K 900 656
                                    

S5. Being Detective


Halo, ketemu lagi.
Udah lama nggak ngomong ini;
"Be kind and smart reader."
Selamat membaca dan jangan lupa diramaikan. Love KUNING here. :)


🍑🍑🍑
Apa saja kulakukan untuk menyenangkan diri sendiri.
Sebab itu satu-satunya pengalihan dari kesepian yang tersembunyi.
-Peachia Canna Indica



Semalam Cia terpekik girang saat melihat mobilnya sudah diantar oleh karyawan bengkel langganan. Gadis yang sedang menekuri e-mail dari Om Ruby itu sempat pusing karena tidak memiliki kendaraan pribadi untuk melakukan misinya esok hari. Namun, ternyata semesta sedang berbaik hati, mobilnya telah selesai diperbaiki. Meskipun saat kembali ke kamar ia mengernyit heran pada background check seseorang yang Om Ruby kirimkan.

"Om ini beneran alamat asli atau orang tuanya nggak ditemukan?" Ia sempat menelepon pengawal Arael itu untuk memastikan.

"Iya." Hanya jawaban singkat dan kini Cia kembali menghela napas saat menatap kertas berisi informasi pribadi seseorang yang telah ia print sebelumnya.

"Ini orang asalnya dari Pluto apa gimana, sih? Alamat rumah aja bisa not found," gumam gadis yang hari ini mengenakan kemeja putih ber-list hitam di bagian tangan, dilengkapi dasi pita tali juga rok selutut berwarna senada dengan list di bajunya. Kali ini tak ada ombre di surai lebatnya, hanya hitam dan ia biarkan tergerai melewati bahu sedikit seperti biasa. "Untung aja Om Ruby bisa nemuin info penting. Eca marica hehei ... siap-siap gue wawancara, ya!" sambung Cia memasang seringai jahilnya.

Tak lama dering bel masuk berbunyi. Cia meraih tas hitam yang sengaja ia kenakan hari ini, sebab tidak mungkin dirinya membongkar identitas diri sendiri dengan memakai ransel peach kesayangannya. Warna-warna mencolok tidak pantas dipakai saat sedang menyelidiki seseorang.

Pelajaran pertama di Kamis pagi ini adalah matematika. Mata pelajaran yang paling Cia benci di alam semesta namun sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya. Guru matematika mereka absen dan hanya meninggalkan tugas kelompok saja.

"Gue sama lo, kan?" Pertanyaan basa-basi Cia hanya dibalas Vanessa dengan merotasi bola mata.

"Nasib banget idup gue, kenapa kalo matematika lo cuma mau sekelompok sama gue, sih?!" protes gadis itu yang dibalas Cia dengan dengkusan.

Kali ini keduanya beranjak, jika guru absen dan murid mendapatkan tugas, Megantara High School biasanya membebaskan untuk mengerjakan tugas di manapun. Tentu saja sekarang Cia harus menjadi penurut dan mengikuti Eca tanpa protes jika ia tidak ingin namanya dicoret oleh teman baiknya itu.

"Yeuu ... lo juga bisa dapet bonus poin di mapel lain karena gue kali!" balas Cia songong.

"Ha ha ... masa, sih?!" Eca membalas dengan raut tak kalah menyebalkan.

Membuat Cia menoyor kepala gadis itu geram. "Sok banget lo! Ini juga karena lo udah belajar sama private teacher lo aja kali, kalo enggak juga lo sebelas dua belas sama gue. Loading error for mathematic!" dengkus Cia.

Tak ada balasan dari Eca sebab mereka sudah memasuki area perpustakaan. Fasilitas ruangan ini bisa dikatakan sangat nyaman, ada tempat untuk diskusi dengan meja bundar di tengah-tengah, sofa-bed warna-warni yang dibiarkan mengisi lantai di antara rak-rak buku minimalis, menjauhkan kesan kaku seperti perpustakaan pada umumnya, ada juga ruang privasi yang dipisahkan oleh bilik-bilik sehingga para murid bisa berkonsentrasi lebih. At least, tak akan menjadikan makhluk seperti Peachia anti berada di ruangan ini.

SOLITAIRE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang