S9 - Other People's Points of View

4.5K 819 537
                                    

S9. Other People's Points of View


Buat yang udah punya eBook BS, DILARANG SPOILER dalam bentuk apa pun! Dan, happy reading dari aku yang malam ini datang sangat terlambat.

Don't forget to vote and comment!
💛💛💛



🍁🍁🍁
Tidak semua hal yang menurutmu benar, itu benar.
Tidak semua hal yang menurutmu salah, itu juga salah.
Sometimes, we just need other people's points of view.
Supaya kita bisa mengambil jalan tengah,
tanpa harus menyakiti satu dengan yang lainnya.
-Fabian Khasava



"Mau sampai kapan?" Pertanyaan itu membuat Cia menoleh.

Jum'at ini ia menyempatkan diri mendatangi BobaMoza. Setelah Senin kemarin harinya berakhir tak baik, esoknya pun Cia hanya sempat membeli minuman favoritnya tanpa menunggu lama di sana, ia tidak ingin membuat kakak-kakak Angelsnya lebih pusing mengingat kedai yang biasa ramai itu terlihat sepi. Baru sekarang Cia datang lagi setelah Rabu ia harus latihan karate dan Kamis disibukkan oleh Miss Zeta untuk membantu gurunya itu menyelesaikan laporan.

Gadis yang telah melepaskan seragamnya itu tersenyum tipis. "Ngusir?" tanyanya.

Decakan kecil terdengar dari kasir BobaMoza yang hari ini tak terlalu galak. Mungkin efek BobaMoza yang sepi sehingga Anindya tidak stress menghadapi pengunjung. Dilihatnya Anin meletakkan sepiring blueberry pie dan menyodorkan padanya.

"Lo dari tadi cuma bengong doang kayak anak ayam kehilangan induk. Mau sampai kapan ngelamunnya? Bukan mau sampai lo di sini!" tukas gadis berambut sepunggung itu.

Cia tak menjawab, hanya mendengkus saja.

"Makan, tuh!" suruh Anin lagi sebab sejak datang tadi dirinya hanya memesan peach smoothie tanpa side dish apa pun.

"Kak, BobaMoza baru sepi beberapa hari, kan, ya?" tanya Cia balik. Jauh dari topik awal pembicaraan mereka.

Anin mengerutkan dahi dan mengangguk. "Kenapa?"

"Kok, lo udah pikun aja? Gue alergi blueberry!" Cia menjawab sambil cemberut. Mendorong kembali piring kecil berisi blueberry pie itu ke hadapan Anindya.

"Hah?!"

Cia memutar bola matanya malas. Anin yang galak ini memang suka mendadak lambat loading.

"Gue kira ini pie anggur," gumam Anin pelan sambil menilik piring di hadapannya.

"Gimana bisa kasir BobaMoza enggak bisa bedain bau blueberry sama anggur?!" Cia hampir saja meledak saat mendengar gumaman polos Anindya. "Ck! Gue maklumin, deh. Mungkin efek kedai sepi makanya lo jadi lola begini, Kak," sambungnya yang kali ini disambut delikan Anindya.

"Sembarangan!" Gadis penyuka pisang itu menoyor dahinya.

Cia mencebik lalu kembali menyesap minumannya. Tak ada yang bersuara untuk beberapa menit meskipun ia tahu Anin menatapnya lekat. Sudah pasti penunggu BobaMoza itu memiliki banyak pertanyaan mengingat dirinya jarang datang beberapa hari belakangan.

"Orchid ngambek sama gue." Akhirnya Cia mengungkapkan kegelisahannya.

Sudah beberapa hari ini Orchidia menghindar dan Cia tidak bisa berbuat apa-apa. Mengingat mendekati sahabatnya itu di sekolah hanya akan berpotensi membuat Orchidia semakin menjauh. Sehingga yang bisa Cia lakukan adalah mengikuti kehendak gadis pencinta Canyul itu saja.

SOLITAIRE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang