S10. [not] A Little Accident
Terima kasih buat yang selalu memberi apresiasi. Dukungan kalian sangat berarti. Terima kasih juga untuk ghost di lapak ini. Entah kapan akan mau menampakkan diri. May Allah replies all of your kindest.
Happy reading 💛🍁🍁🍁
Terlalu banyak rahasia yang disembunyikan semesta.
Termasuk saat ia menghadirkan sosok tak terduga.
Yang tidak pernah kusadari hadirnya.
Padahal dalam diam ia selalu menjaga.
Hei, mengapa harus serumit ini akhirnya?
-Peachia Canna IndicaBeberapa hari belakangan Cia disibukkan dengan membantu Miss Zeta. Sepertinya hukuman yang dikatakan kapan-kapan saja kemarin berubah bentuk menjadi merampungkan laporan buku hitam yang tak kunjung selesai. Hendak protes pun percuma karena ia akan kalah debat saat Miss Zeta mulai mengeluarkan tanduknya. Lagipula Cia juga sedang tak berminat untuk melakukan apa pun selain menonton Fabian di setiap jam istirahat kedua. Anggota tim basket yang kini sudah berada di kelas 12 akan melakukan pertandingan terakhir saat pentas seni sekolah dua bulan lagi. Setelah itu, Cia akan jarang melihat keberadaan Bian dan teman-temannya di lapangan nanti.
Ah, nggak asyik! Hidup gue bakalan hampa ... terasa ... hidupku tanpa dirimu ... apa, sih, Ci!
"Nggak pulang-pulang kalau gini!" omelnya pada diri sendiri.
Gadis yang Sabtu ini memakai kaos dark cokelat sebagai seragam kebanggaan dari tim karate Megantara High School itu menoyor sisi kepalanya. Menyadari bahwa hari ini terasa sangat melelahkan. Latihan karate yang tidak seberapa pun nyatanya mampu menguras tenaga.
Cia menghidupkan mesin mobilnya, ingin segera sampai rumah dan sedang tidak ingin ke mana-mana. Termasuk kegiatan yang selama hampir tiga tahun ini ia lakukan di BobaMoza, untuk hari ini Cia kembali absen meski beberapa kali Anindya, Aerlyn, ataupun Bethany menanyakan keberadaannya.
Jalanan pukul empat sore tidak terlalu padat bahkan cenderung sepi mengingat belum memasuki jam pulang kerja. Cia mengendarai jazz putihnya dari arah MHS menuju ke timur dengan kecepatan sedang, gadis itu bahkan bersenandung pelan. Semula semuanya aman, tetapi saat melewati perempatan dan berbelok ke arah kiri, sebuah CR-V hitam di depannya tiba-tiba memperlambat laju kendaraan secara mendadak. Membuat Cia refleks membanting setir ke kiri.
"ARGH!!" Pekikan itu keluar saat kepalanya membentur setir. Cia yakin mobilnya baru saja menabrak trotoar. Dan, beruntung tak ada kendaraan lain yang melaju di belakangnya. Sehingga tabrakan beruntun tidak terjadi. "For God's sake, siapa pun yang ngendarain mobil itu ...." Kalimatnya terhenti saat tak lagi menemukan mobil hitam tersebut. CR-V itu menghilang tanpa jejak, seolah memberikan tanda bahwa semua ini memang disengaja.
Ada yang mau main-main sama gue?
Cia tak bersuara, masih terdisorientasi dengan keadaan yang baru saja dialaminya. Ia menatap nyalang dan tajam ke arah depan tanpa ada objek yang fokus dipandang. Otaknya masih berpikir keras hingga tidak sadar bahwa memar di dahi semakin membiru dan nyeri mulai dirasa. Sebelum sebuah ketukan di kaca jendela menyadarkannya dan mendapati raut khawatir Bethany di luar sana.
Kak En? Kok, bisa di sini?
Any masih memanggil-manggilnya meski Cia tidak bisa mendengar suara gadis blasteran Kanada itu. Dengan sisa kekuatannya, Cia menarik handel untuk membuka pintu mobil. Yang tak sampai sedetik suara Any langsung terdengar olehnya.
"Peachy!" Adik kandung Bethovino ini menangkup pipi tembam Cia. "You okay? Oh, no, no, you're not okay." Kalimat Bethany bahkan terdengar kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLITAIRE ✔️
Fiksi RemajaFOR SERIES Sequel of For Rayden & For Shanum "Uncheerful Inside" Kisah ini bermula dari gadis bernama Peachia. Menceritakan masa remaja yang tak seindah dipandang mata. Mengungkap kesedihan yang terpendam, menguak kesetiaan dibalik nama persahabatan...