S4 - Her Family Name

6K 906 828
                                    

S4. Her Family Name


Happy Reading~~
Dont forget for love 💛💛
Silakan diramaikan. Semoga suka.



🍑🍑🍑

Hal lain yang tidak kita ketahui dalam hidup ini
adalah adanya orang-orang yang tetap mencintai dan menjaga tanpa pamrih.
Meski hanya lewat sebaris doa yang terlirih.
-Peachia Canna Indica



Cia masih memberengut saat ia tersadar jika Orchidia berdeham sehabis tersedak karena ulahnya. Tatapan gadis itu membuat Cia kembali menyengir dan bergumam maaf pelan. Sebelum delikannya kembali muncul saat Anin yang masih dengan sisa-sisa tawa mendekat ke arah mereka.

"Nggak usah ketawa-tawa! Nyebelin banget," tukasnya yang dibalas Anindya dengan edikan bahu dan duduk di seberang dua siswi Megantara High School tersebut.

"Ealah, gitu aja manyun. Ambekan banget, sih, lo!" ujar Anin.

Kali ini Cia hanya mendengkus. Memilih menyesap peach smoothie-nya dalam diam. Hingga gadis yang sejak tadi berselancar di sebelahnya menyahut ucapan Anindya.

"Lebay emang dia kalau urusan duit, Ka Piyur!" Orchid menoyor kepala Cia pelan.

Sayang Cia tak membalas. Ia tetap diam dan memilih mengunyah peach cobbler pie-nya tanpa menyahuti mereka. Membuat Anin maupun Orchid pun menatapnya lekat.

"Kenapa?" tanya Cia sebal karena ditatap intens.

"Tumben diem?"

"Lo nggak mendadak sariawan, kan?"

Dua orang di depannya ini memang minta ditendang. Cia diam salah, ribut pun salah. Maunya apa coba?

"DUIT GUE!!!" rengek Cia tiba-tiba, yang hampir saja membuat Orchid dan Anin melemparnya dengan gelas di meja.

"Duh, Gusti ... ieu budak teh kunaon, nya? Matak rieut jangar!¹" Anin mendelik. Orchid hanya mengelus dadanya mencoba sabar.

Cia mendengkus dan menatap kedua temannya itu dengan wajah yang dibuat merana. "Ban mobil gue ada yang ngebocorin. Itu artinya tabungan gue harus dipake buat benerin. Nah, sekarang malah dipotong buat utang!" sungutnya yang ditatap dua orang itu dengan respons berbeda.

Anin mengerutkan dahi sedangkan Orchidia menatapnya sendu.

"Ada yang ngebocorin ban mobil lo?" tanya Orchid membuat Cia cepat tersadar.

Duh, ngapain ngadu di depan Cicit, sih? Ntar nih anak bisa overthinking pula!

"Naha kunaon?² Lo habis berantem lagi?" Anin ikut bertanya yang membuat Cia mendelik ke arahnya. Lalu mengode gadis Bandung itu agar tak melanjutkan karena Orchid sudah menunduk.

"Nggak berantem, kok. Gue, kan, cuma bertugas sebagai PD aja!" balasnya yang kali ini segera diangguki Anin.

"Apa jangan-jangan Ella?" Orchid bersuara lagi.

Cia mengibaskan tangannya. "Bukan! Kata Kak Bi ini nggak mungkin anak cewek yang ngerjain," jawabnya cepat, "udah, deh, Cit, jangan sedih gitu. Lagian, kan, udah tugas gue ngejagain lo kali. Dan juga, nggak semua hal yang berhubungan dengan Ella itu karena lo!" tegas Cia.

Anin yang memperhatikan mereka turut menyetujui ucapan Cia. "Bener kata Cia, Cit. Si Ella Ella itu, kan, emang suka nyari masalah. Jadi, semua nggak mungkin hanya karena lo. Nggak usah terlalu dipikirin, ya! Tenang aja." Kali ini Anin berdiri dan mengusap pundak Orchid sebelum ia berlalu karena harus kembali bekerja.

SOLITAIRE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang