S24 - Talk About Mother

3.5K 856 741
                                    

S24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S24. Talk About Mother


Halo Pasukan Kuning yang baik. Part ini aku dedikasikan untuk kalian yang kangen momen CiBi. Full fo Cia-Bian moment. Jadi, selamat menikmati keuwuan dengan kadar kemanisan yang insyaAllah enggak melebihi batas karena takut diabetes wkwkwk

Selamat membaca ya teman-teman baik. Maaf belum bisa jadi author ramah seramah author lainnya, aku emang kadang ngeselin dan aku tau kok hahaha maaf, ya. Betah-betah di lapak Wi yang satu ini, karena sebentar lagi perpisahan akan datang. Jangan lupa 💛💛💛 dan Vommentnya yaaaaa!



🍁🍁🍁
Sejatinya, aku mengerti akan kecewamu.
Namun, dari sudut pandangku.
Rasa hormat pada seorang ibu,
tak terukur seberapa besar pun kesalahannya terhadapmu.
Ibu akan tetap memiliki kedudukan tertinggi di hidupmu.
Sekali pun dunia tak memberi tempat untukmu.
Itu ... yang aku tahu.
-Fabian Khasava R




"Beliau pasti punya alasan." Tanggapan pertama Fabian setelah Cia bercerita tentang keadaannya.

Cia mengangguk setuju, masih dengan mengunyah bongkahan jagung bakar yang ketiga. Mereka masih di tempat semula, Bian duduk di sampingnya. Menikmati udara malam yang untungnya langit di atas sana sedang bisa diajak bekerja sama. Mendung tak tampak sama sekali malam ini, digantikan taburan bintang yang tidak terlalu terlihat jelas sebab gumpalan asap pedagang makanan cukup menjadi penghalang.

Motor Bian juga sudah diambil oleh penjaga rumah yang datang bersama sopir keluarga Ravindra setengah jam lalu, membuat Cia bertanya-tanya sejak kapan Bian suka naik motor? Mengapa dia sama sekali tidak tahu? Namun, pertanyaan itu tentu tak dikeluarkan sebab tadi ia masih sibuk bercerita tentang kondisinya.

"Alasan paling bullshit kalau dia bilang itu demi kebaikan gue. Kebaikan apanya? Kebaikan untuk hidup dia kali― aw, sakit, Kak Bi!" pekik gadis itu karena Bian baru saja menjewer telinganya.

"Jangan subjektif. Ada banyak hal yang enggak bisa kita katakan secara terang-terangan. Setiap manusia, punya rahasia. Dan, kalau nyokap lo sampai bertindak sejauh ini, gue pikir jawaban atas keingintahuan lo itu pun akan sama peliknya. Your mom loves you, trust me." Bian mengatakan kalimat terakhir itu dengan penuh keyakinan.

Dan, untuk pertama kalinya pula Cia merasa jagung yang digenggamannya ini terasa hambar. Ah, padahal dua jagung sudah habis tak tersisa, tetapi mendengar kalimat Bian barusan cukup membuatnya tertegun dan menegak saliva.

Dengan berdeham pelan dan meletakkan jagung yang tersisa setengah itu di sebelahnya. Cia menengadah, "Kak Bi kenapa seyakin itu?" tanyanya pelan.

Meski tidak melihat, Cia yakin Bian menampakkan kedua lesung pipinya. Senyum menenangkan yang membuatnya tak yakin apakah nanti akan sanggup untuk tidak melihat seutas tarikan itu dalam waktu yang lama. Aduh, Cia, ntar aja galauin yang itu. Sekarang lagi serius! Cia menggeleng dan menghela napas berat.

SOLITAIRE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang