S20 - Create a Beautiful Memory [2]

3.6K 772 689
                                    

S20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S20. Create a Beautiful Memory [2]


Hellowww... yang kangen notif tengah malem Wi, tunjuk tangannn!!!

Maaf banget aku absen Sabtu kemarin. Sebagai gantinya aku kembalikan mereka hari ini. Semoga Sabtu nanti juga bisa publish rutin kayak biasa hehe. Thenn... ini updatean pertama di 2021, semoga yang belum berniat nongol juga mau menampakkan diri, ya. Aamiin.

Ini panjang banget. 3,5K words. Jadi, kuharap bisa mengobati rindu sama CiBi dan bisa meninggalkan jejak di sini. 💛💛💛 jangan lupa dan hepi reading, Pasukan Kuning!



🍁🍁🍁
Rasa yang terkesan abu.
Derajatnya tak pernah kau tahu.
Biarkan tersimpan dalam dasar kalbu.
Sampai nanti kuakui pada sang waktu,
tepat di hadapanmu.
Semoga pada detik itu, semesta masih berpihak padaku.
-Fabian Khasava R.



Cia mengakhiri nyanyiannya disambut iringan tepuk tangan dan sorakan yang diketuai Vanessa juga teman-teman Fabian dari sisi kiri. Gadis itu bersyukur masih banyak teman-temannya yang memberikan ia kesempatan sekaligus menyelesaikan misi. Benar. Di balik penampilan ini misinya untuk memberitahukan pada seluruh orang di Megantara tentang Orchidia setidaknya tersampaikan.

Sebelum lo ngelakuin satu hal gila lagi kan, Ci? Setelah ini Cicit pasti nggak akan bisa nolak lo. Dia berhutang satu kesempatan.

Cia menyeringai saat turun dari panggung dan mengembangkan senyum lebar saat Vanessa berlari ke arahnya.

"Cewek gila!" Eca tanpa angin dan hujan menjitak kepala Cia.

"Sakit, oy!" Cia balas menjitak temannya.

"Lo ..." Eca menggeram seraya mengepalkan tangannya di depan wajah Cia. "Bisa-bisanya lypsinc tapi bego. Pake acara mic mati lagi," omel gadis itu.

"Yeuuu ... mana gue tau kali," balas Cia seraya mengibaskan rambutnya, yang kemudian terhenti saat terpikirkan sesuatu. "Pasti ada something di sana!" katanya seraya melangkah cepat.

Meninggalkan Vanessa yang berteriak memanggilnya namun tak Cia hiraukan. Ia beralih ke belakang panggung, tempat di mana Orchidia awalnya bernyanyi. Tidak ada sahabatnya di sana. Membuat Cia mengerutkan dahi dalam seraya mengarahkan semua pandangan, tetapi nihil. Orchid tetap tak terlihat.

"Ini anak ngilang ke ma―" Gumaman Cia terpotong saat netranya menemukan potongan kabel di dekat kursi di mana Orchid seharusnya berada. "Ada yang motong kabel mikrofon Cicit?" tanyanya sendiri.

Ck, pantes aja ni anak ngilang. Pasti ngerasa bersalah lagi. Lagian dia lupa apa, ya? Gue mana bisa dikalahin semudah itu. Omel Cia dalam hati seraya meninggalkan tempat itu dan bermaksud mencari Orchidia.

SOLITAIRE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang