[35] Karaoke

1.4K 110 4
                                    

Tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada badai. Tapi tiba-tiba Alaska mengajak ketiga temannya untuk karaoke.

Gilang dan Leon saling pandang, lalu beralih kembali menatap sepasang manusia yang entah darimana kini bergabung dengan mereka; Luna dan Arjuna.

Luna tersenyum meringis sambil memegang microfon, "Hai?" sapanya kikuk.

"Ngapain lo disini?" tanya Leon.

"Mau nyanyi. Lumayan di bayarin," jawab Luna jujur.

"Terus maksud lo bawa Arjuna apaan? Mau ngejek jomblo?"

Satu-satunya gadis yang ada di ruangan itu mendesah pelan, "Aduh Leon, harusnya lo sama Jihan aja. Dari dulu dia suka sama lo tapi lo nya malah gak mau."

Arjuna berdecak, "Ck, Leon kan doyannya sama mantan temen."

"Heh, cangkemmu mas!" (heh, mulutmu mas!) bentak Leon.

"Maksud lo siapa? Alea?" celetuk Gilang.

Leon menggeleng, "Enggak lah. Gak doyan gue sama cewek bar-bar macem Alea."

"Tapi cakep loh dia.."

"Iya sih."

Luna menggetuk kepala Leon menggunakan mic yang ia pegang, "Tadi bilang gak doyan! Dasar jantan!"

"COBA TANYAKAN LAGI PADA HATIMU..." tiba-tiba saja Alaska mengeraskan suaranya hingga seperti sedang berteriak, bukan bernyanyi. "APAKAH SEBAIKNYA KITA PUTUS ATAU TERUS?"

"Anjing, kaget gue!" celetuk Luna.

Arjuna menyentil pelan mulut gadis itu, "Language, Luna."

"Iya-iya maap."

Gilang bertanya pada Galaksi yang sedang fokus dengan game di handphone nya, "Si Alaska kenapa, sih?"

"Entah," jawabnya Galaksi.

"Putus sama Senja?"

"Gak tau."

"Putusnya kenapa? Kayaknya kemaren masih baik-baik aja."

"Mana gue tau, setan."

Gilang tercengang, "Wow, Galaksi ngomong kasar, bung!"

"KITA SEDANG MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN.. atau hanya sekedar menunda perpisahan.." tepat di lirik terakhir, Alaska menyanyikannya dengan sangat lirih. Siapapun dapat merasakan getaran dalam suara Alaska.

Pria itu tak melanjutkan nyanyiannya, ia terdiam. Kepada sang pembuat lagu ini, Alaska sangat berterimakasih karena telah menggambarkan isi hatinya.

Baru saja Luna ingin mengganti lagu baru, Alaska mencegah. "Gue mau nyanyi lagi." tak ada alasan untuk menolak.

Lima belas menit..

Tiga puluh menit..

Satu jam kemudian..

Alaska tak membiarkan siapapun menggantikan posisinya untuk bernyanyi. Namun masalahnya.. Sejak satu jam yang lalu, ia tak mengganti lagunya.

"Galau sih boleh, tapi lo mikir lah anjing. Budek kuping gue lama-lama."

__________

Luna meringis, "Jun.. pelan-pelan dong."

"Sabar, sedikit lagi selesai.."

"Sakit!"

"Sabar, sayang.."

"Ntar kalo aku gak bisa jalan gimana? Malu diliat orang." lirih Luna.

Senja Di Teluk Alaska | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang