[21] Harga Sebuah Waktu {2}

2.4K 198 40
                                    

SEPULANG sekolah, Darren benar-benar menjemput Senja dan membawanya pergi dengan mobilnya. Gadis itu selalu saja bertanya, namun tak pernah Darren jawab dengan jawaban yang benar.

"Kita mau kemana sih?" tanya Senja lagi.

Darren menyetel lagu dengan volume sedang, lagu yang berjudul; Love Of My Life- Queen tersetel, itu adalah salah satu lagu kesukaan Senja. "Gue gak bakal nyulik lo sampe Kanada enggak, Ja."

"Ya siapa tau lo mau bawa gue sampe Korea."

"Emang lo mau?" tanya Darren, ia serius.

Senja menatap raut wajah Darren, "Bercanda."

"Kalo lo mau gue bisa bawa lo kesana. Lo tau kan mama gue orang Korea?"

Jujur, ini adalah fakta yang baru saja Senja ketahui, "Demi apa?"

"Demi kamu."

"Serius Darren!"

"Iya gue serius. Mama gue orang Korea, papa gue orang Indonesia. Mereka cerai, lalu gue tinggal sama papa gue di Indonesia selama ini. Karena papa gue yang orang indo jadi gue gak pake marga korea."

Senja hanya ber-oh-ria, "Pantes."

"Pantes gue ganteng? Banyak yang bilang gue mirip Jeno NCT," ucap Darren dengan percaya dirinya.

Senja bergidik geli, "Idih, halu lo. Diliat dari mana-mana juga gantengan Jeno!" padahal, dalam hati ia membenarkan perkataan Darren. Pria itu memang tampan, saat tersenyum matanya membentuk bulan sabit. Namun sayang, Darren benar-benar jarang tersenyum.

Tiba-tiba saja, handphone Senja berdering. Ia begitu gembira ketika Alaska yang menghubunginya dengan meminta video call.

"Cantik amat mba, mau kemana?" sapa Alaska genit ketika wajah pria itu tertampang pertama kali dalam layar handhone Senja.

Senja mendengus, "Idih buaya."

Pria di ujung televon terkekeh, buyaya yang Senja maksud adalah buaya. "Gue ganggu kencan kalian gak nih?" goda Alaska.

Bukannya Senja, malah Darren yang menjawab dengan nada tinggi, "Ganggu! Sangat menganggu!" Senja mencubit lengan Darren. Pria itu mengaduh kesakitan, lalu kembali fokus menyetir.

"Ngomong apaan sih lo? Mana ada ya cowo yang ngebiarin pacarnya pergi sama cowo lain?" sindir Senja.

"Ya karena cuma gue. Makanya, jangan di sia-siain cowo kayak gue ini Ja. Nyesel entar lo."

"Yang ada lo yang nyesel! Baru tau rasa nanti pacar lo ini di gondol sama cowo macem Darren!" wajah Senja sudah memancarkan raut kesal.

"Salah ngomong deh gue," sesal Alaska.

Tiba-tiba saja Darren mengeraskan volume lagunya, bahkan pria itu bernyanyi dengan keras sambil mengikuti irama lagu, "LOVE OF MY LIFE, YOU HURT MEEEE!" teriaknya.

Tangan Senja buru-buru mematikan lagu tersebut sebelum telinganya tuli karena mendengar suara Darren, "Reseh banget sih lo!"

Darren menurut, pria itu sudah kembali fokus. Sedangkan Alaska, hanya memerhatikan. Sejujurnya, Alaska tidak rela jika Darren harus pergi dengan pacarnya, namun pria itu tidak boleh egois. Isi dunia Senja bukan hanya tentang Alaska, gadis itu mempunyai kehidupan yang lebih luas. Alaska tidak boleh egois. Ia pahami itu.

"Woi, Darren! Awas aja sampe cewe gue lecet. Babak belur lo di tangan gue!" bentak Alaska.

"Iya-iya, gue culik ntar dia sampe ke Korea."

Senja Di Teluk Alaska | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang