[10] Kebetulan Aneh

2.9K 243 21
                                    

GADIS dengan rambut sebahu itu menghempaskan handphone nya kesal. Berkali-kali ia mengecek notifikasi namun tetap saja notifikasi yang ia harapkan tidak berbunyi. Luna sudah melakukan siklus itu selama satu jam lebih. Menghempaskan handphone nya, mengambil nya lagi, lalu saat menyadari tidak ada apa-apa ia akan menghempaskannya lagi. Astaga.

"Kok si Juna gak bales-bales chat gue sih?!" teriaknya frustasi.

Arjuna Gibrata adalah teman satu angkatan Luna yang membuatnya menjadi gadis bucin sejak zaman SMP. Arjuna adalah pria dingin tak berperi kemanusiaan yang selalu saja mengabaikan cinta Luna sejak dulu.

Tinggg.

Sebuah notifikasi masuk membuat Luna langsung buru-buru mengecek ponselnya. Senyum nya mengembang cerah ketika Arjuna membalas pesannya walaupun hanya satu kata.

Arjuna Gibrata:
Iya

Luna sampai ingin terbang rasanya. Sebelumnya, ia mengirim pesan pada Arjuna jika ia ingin ditemani untuk membeli novel di gramedia dan Arjuna menyetujuinya.

Saking senangnya, Luna hampir bertingkah seperti orang gila. Ia menari goyang poco-poco sambil menyanyikan lagu pelangi-pelangi yang liriknya di ubah menjadi..

"Arjuna Arjuna...

Alangkah indahmu..

Tampan tinggi wangi, dan dompet yang tebal..

Ku mencintai mu.. Jangan di hentikan..

Arjuna Arjuna..

Tercipta untukku.. Yeyyyy."

Melihat Luna saat ini, orang-orang akan berfikir bahwa cinta dapat membuat bodoh siapapun, dan dapat juga membuat orang menjadi sangat kreatif.

To: Arjuna Gibrata
Gue siap-siap sekarang Jun! See youuu Juna acuuu, emuaahh.

Tak masalah Juna akan bergidik geli melihat balasannya, Luna hanya melakukan apa yang ia sukai.
__________

Alea mengemasi barang-barang yang menurutnya penting untuk di bawa. Jangan lupa sekotak kue rasa coklat yang sangat di sukai oleh tante Wilona-mama Alaska. Sudah dapat di tebak, Alea akan pergi ke rumah Alaska. Ia berniat mengajaknya jalan-jalan.

Tak butuh waktu lama, ojek online yang ia pesan sudah menghantarkannya ke rumah mewah seorang Alaska. Ia masih tak berhenti terkagum pada gaya dan perabotan rumah yang dulunya sering ia kunjungi.

Tangannya gemetaran untuk menekan bel, ia sangat gugup. Belum sempat Alea menekan bel itu, pintu sudah terbuka duluan. Menampilkan seorang wanita paruh baya dengan rambut sebahu yang masih sangat cantik, siapa lagi jika bukan Wilona?

Alea tersenyum senang, "Tante apa kabar?"

Wilona agak terkejut dengan kehadiran Alea, namun dengan cepat ia menanggapi nya dengan sedikit canggung, "Eh... baik Le. Kamu kapan pulang ke Indo?"

"Udah dari seminggu yang lalu, maafin ya Alea belum sempet ngabarin."

Wilona tersenyum canggung, "Gak papa. Masuk dulu aja." wanita paruh baya itu mempersilahkan Alea masuk.

"Ini Alea bawa kue kesukaan tante." tangan Alea mengulurkan sekotak kue coklat yang ia bawa tadi.

Wilona menerimanya, "Makasih Le. Tapi tante udak gak boleh makan coklat lagi, diabetes."

Alea mengangguk-angguk mengerti. Saat ini dirinya sudah duduk di sofa rumah itu. Rumahnya terlihat sangat sepi.

"Om Geri kemana, tan?" tanya Alea memecahkan suasana.

"Masih kerja."

"Kalo Alaska?"

"Di kamarnya, mungkin masih tidur."

Senja Di Teluk Alaska | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang