Sudah hari-hari berlalu sejak Alaska masuk rumah sakit. Kini pria itu sudah merasa lebih baik, dan menjalani pengobatannya dengan teratur. Hubungannya dengan Senja pun terlihat baik walaupun tanpa status pacaran.
Besok adalah hari ibu.
Pagi ini, Alaska mengajak Senja untuk menemaninya membeli hadiah hari ibu. Cuaca mendung, dan rintik hujan mulai jatuh membuat Alaska resah, dikarenakan mobil range rover berwarna putih ini baru saja dicuci tadi pagi.
"Baru juga dicuci, udah kotor lagi ini mobil," celetuknya menyindir hujan.
Senja berdesis, "Shuuuss! Gak boleh julid sama hujan!"
"Eh, iya udah maaf."
Alunan lagu 'Kamu dan Kenangan dari Maudy Ayunda' memutus percakapan mereka. Lagu yang sejak tadi mengalun asik kini malah berubah sendu.
Sesuai itu, senja jadi sendu, awan pun mengabu..
Kepergianmu, menyisakan duka dalam hidupku..
Ku memintal rindu..
Menyesali waktu, mengapa dahulu..Tak ku ucapkan aku mencintaimu, sejuta kali sehari..
Walau masih bisa senyum.. namun tak selepas dulu..
Kini aku, kesepian..
Kamu dan segala kenangan.. Menyatu dalam waktu yang berjalan..
Lalu pada bait,
Dan aku kini sendirian..
Menatap dirimu hanya bayangan..Senja tiba-tiba mematikan audio player dalam mobil itu.
"Kenapa dimatiin? Lagunya bagus," tanya Alaska sambil membagi fokusnya pada wajah Senja.
"Lagi gak suka aja." sungguh, tidak ada niat bagi Senja untuk mencibir Maudy Ayunda bahwa lagunya tidak bagus. Hanya saja, liriknya terlalu dalam untuk situasi yang saat ini ia rasakan.
"Padahal lagunya cocok, lho."
"Cocok apanya?"
"Ya cocok aja, sekarang 'kan lagi hujan."
"Serah lo, deh."
Alis Alaska mengernyit, ia tentu tahu maksudnya namun bertindak seakan tidak tahu. "Lah, ngambek."
Tepat setelah itu, range rover putih itu berjalan masuk kedalam parkiran basement sebuah mall.
__________
"Bagus yang ini, apa yang ini?" Senja menyodorkan dua pilihan tas dengan warna yang berbeda pada Alaska. Namun pria itu nampak tak tertarik.
"Bagus dua-duanya."
"Kalo yang ini?" kali ini Senja menunjukkan model yang berbeda, namun responnya tetap sama.
"Bagus."
Senja mendesah kesal, "Bagus-bagus aja terus. Yang lebih spesifik kek!"
"Sebenernya yang mau belanja lo atau gue, sih?"
"akatanya lo mau kasih hadiah tante Wilona, makanya gue bantuin!"
Tangan Alaska melepas lembut tas-tas yang dipegang oleh Senja. Ia tersenyum ramah pada pekerja toko dan menarik Senja keluar.
"Ih, kenapa keluar sih? Lo gak suka?" tanya Senja.
"Bukannya gak suka, sayang. Tapi bukan itu yang gue mau," jawabnya lembut.
"Makanya lo bilang sama gue mau lo yang gimana! Gue gibeng juga lo lama-lama!" nada bicara Senja sudah naik dua oktaf. Itu artinya, gadis itu sudah mulai lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Di Teluk Alaska | ✔
Fiksi Remaja[END] "Bahkan hingga akhir, Senja tetap terbenam di Teluk Alaska." (sedang dalam proses revisi, banyak bab yang masih berantakan)