Hari diadakan festival sekolah telah dimulai. Senja sedang bersiap-siap menjadi moderator. Ia mengenakan dress formal berwarna hitam. Rambutnya ia kepang setengah dengan sisi kanan kiri yang menjuntai memberikan kesan cantik dan anggun secara bersamaan.
"Lo udah siap?" tanya Andan.
Senja mengangguk.
"Nervous?"
"Enggak."
"Apa karena gak ada Alaska?"
Pertanyaan Andan membuat Senja terdiam. Setelah kejadian bola basket, Gilang mengantarkan Alaska ke rumahnya. Katanya, Alaska tidak apa-apa hanya terkejut karena dentuman bola.
Baik Senja maupun Gilang, sama-sama meminta maaf karena perdebatan waktu itu. Senja tidak memperbolehkan Alaska bersekolah dulu karena ia pikir pria itu butuh istirahat. Itu lah sebabnya Alaska tidak datang hari ini.
Andan berdiri, "Ayo, Ja. Acaranya kita mulai."
__________Suasana SMA Garuda begitu ramai. Setelah acara pembukaan, pertandingan basket segera dimulai. Luna sudah bersiap-siap dengan seragam dance nya namun ia tidak mau ketinggalan penampilan Arjuna di tengah lapangan. Gadis itu sangat antusias. Ia begitu mencolok di tengah keramaian.
Bukan hanya ada murid SMA Garuda, namun murid-murid sekolah lain pun datang sebagai tanda persahabatan.
"Jun! Udah mau mulai?" tanya Luna sambil memberikan sebotol minuman isotonik.
Juna mengangguk, "Sebentar lagi."
"Gue nonton disini ya. Nanti lo harus liat ke arah gue, jangan di kacangin kalo gue teriak. Awas aja!"
Arjuna tak menjawab, ia melirik penampilan Luna. Gadis itu mengenakan rok yang lumayan pendek dengan balutan kaos hitam. Sedikit make up membuatnya begitu cantik. Luna menyadari Arjuna sedang memperhatikannya. Pria itu berdehem dan memalingkan pandangan.
"Kenapa? Gue cantik ya?"
"Iya. Tapi gue gak suka."
"Loh kenapa?"
Terdengar bisik-bisik dari pemain basket lawan Arjuna yang sedang duduk tak jauh dari mereka.
"Itu cewe cantik ya."
"Yang mana?"
"Yang pake baju item, rok biru."
"Kayaknya udah ada pawangnya, deh."
Lagi-lagi, Arjuna berdehem keras membuat dua pria itu terdiam. Salah satu dari mereka tersenyum miring. Arjuna meliriknya tajam namun Luna tak menyadarinya.
Suara peluit mulai terdengar, menandakan pertandingan akan segera dimulai. Penonton sudah memenuhi tempat duduk, namun Arjuna malah berlari menuju tas nya dan mengambil sebuah jaket.
Ia melemparkan jaket itu ke arah Luna sambil berlari, "Pake."
"Males ah gerah."
"Pake," suruh Juna lagi.
Luna menggeleng, ia malah melempar balik jaket itu, "Gak mau."
"Gue bilang pake, ya pake." tiba-tiba, suara Arjuna berubah menjadi sedingin es.
Pria itu berjalan mendekati Luna, dan membalutkan jaketnya di badan gadis itu.
"Gue gak suka lo pake baju kurang bahan kayak gini."
___________Dari jauh, Dara melihat Senja yang sedang menjadi moderator acara. Mulai hari ini, skors gadis itu resmi berakhir. Begitu pula pertemanannya dengan Luna dan Senja. Sekarang, Dara sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Di Teluk Alaska | ✔
Roman pour Adolescents[END] "Bahkan hingga akhir, Senja tetap terbenam di Teluk Alaska." (sedang dalam proses revisi, banyak bab yang masih berantakan)