PELAJARAN olahraga adalah pelajaran yang paling Senja sukai. Selain karena guru nya sangat baik, pelajaran ini pun hanya dua jam, sisanya di habiskan dengan istirahat.
Pak Arman- guru olahraga, sedang mengarahkan materi tentang basket. Senja tidak begitu mengertu tentang permainan ini. Yang ia tahu hanya memasukkan bola kedalam ring. Namun sepertinya basket tidak semudah yang ia pikir.
Setelah materi serta praktik nya selesai, kali ini adalah waktu bebas. Dimana siswa boleh ke kantin, main bola, ataupun melakukan kegiatan lain, selama jam olahraga. Senja memutuskan untuk tetap di lapangan dan mencoba memasukkan bola kedalam ring.
Pelipis gadis itu udah penuh dengan keringat. Rambut nya di kuncir kuda, dengan beberapa helaian yang menjuntai kedepan memberikan kesan manis pada Senja.
Tanpa senja sadari, sejak tadi Bara tak melepaskan pandangannya.
"Panas banget hari ini!" keluh Luna sambil mengusap keringat di lehernya.
"Perasaan lo gak ngapa-ngapain daritadi." balas Dara polos.
Luna mendelik, "Daritadi gue panas-panasan ya!"
"Iya deh."
Kedua gadis itu sedang mengamati Senja di pinggir lapangan dengan minuman isotonik di tangannya. Bara yang melihat mereka duduk tak jauh, berjalan mendekat. Pria itu duduk di samping mereka.
"Eh Bara." sapa Luna sok ramah.
Bara hanya tersenyum, entah mengapa Dara mendadak kaku. Ketiga orang di pinggir lapangan sedang mengamati Senja yang bermain sendiri di depan ring basket.
"Senja, gimana orangnya?" tanya Bara tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya.
Luna dan Dara serempak memandangnya, "Senja? Yang gue tau dia baik, dan orangnya sedikit tertutup." jawab Luna.
"Dia popular?"
Luna mengangguk, "semenjak kejadian seminggu lalu pas dia di tembak sama kak Debo mendadak dia popular. Awalnya biasa-biasa aja. Setiap hari ada aja yang minta nomernya ke gue atau enggak ke Dara."
"Debo? Mantan ketua osis?"
"Iya."
"Kenapa dia nolak Debo?"
Luna berpikir sejenak, "Gue gak tau alasan pasti nya sih. Anak itu emang susah di tebak. Katanya sih, dia gak mau mulai hubungan tanpa cinta, karena emang kak Debo itu nembaknya gak pake PDKT. Tapi gue yakin itu bukan alasan utamanya."
Dalam hati Bara, ia sama sekali tak berani menanyakan perihal kejadian kemarin yang ia lihat, mengenai Senja dan Alaska.
"Lo tumben diem aja darita-" ucapan Luna terpotong oleh Dara.
"Lo.." Bara menoleh karena panggilan Luna, "Suka juga sama Senja?"
"Enggak, penasaran aja."
"Eh, gue ke kamar mandi dulu." Luna beranjak dari sana. Meninggalkan Dara dan Bara berdua di tepi lapangan untuk pergi ke kamar mandi.
Hening agak lama menyertai dua manusia itu, sebelum Bara menyapa duluan.
"Long time no see, Dar."
__________Senja kalang kabut mencari keberadaan dua temannya yang sejak tadi menghilang di lapangan basket. Sudah jam istirahat pertama, dirinya tidak punya teman untuk pergi makan.
Kakinya sudah menapak kemana-mana, namun tak juga ia temukan Dara dan Luna.
Saat berjalan menuju kelasnya, ia tak sengaja berpapasan dengan Debo. Namun tak seperti biasanya, Debo seperti tidak mengenalnya. Itu sangat menganggu pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Di Teluk Alaska | ✔
Teen Fiction[END] "Bahkan hingga akhir, Senja tetap terbenam di Teluk Alaska." (sedang dalam proses revisi, banyak bab yang masih berantakan)