Chapter 7 - June

79 11 0
                                    

Original Author : Sa_Ru_Art

Translator : Blue

This chapter already have a permission. Contain mature content 18+, kata-kata kasar.

-Kao-

Aku meraih ponselku, suaranya sagat keras dari meja didekat ranjang. Aku mengangkat panggilan itu tanpa membuka mataku. Aku tidur cukup larut jadi aku terlalu mengantuk.

"Hell..."

"Bangun dan turun. Aku berada di coffeshop dekat apartemenmu."

Aku terkejut, membuka mataku dan aku melihat layar sebelum kubawa ponselku kembali mendekat ke telinga.

"Tunggu ....ini...."

"Ya bergegaslah"

Aku mendengar panggilan terputus dan aku duduk secepat mungkin diranjangku. Apa yang sedang terjadi sebenarnya. Apakah Pete menelponku di awal pagi ini.... Hanya jika kau dapat menganggap jam 9.30 itu masih terlalu pagi.

Aku berlari kearah kamar mandiku. Aku sangat bingung dan juga bersemangat. Kenaa dia harus menelfonku? Bagaimana dia mendapatkan nomorku? Apakah dia meminta nomorku ddari P'Prem? Bagaimana caranya dia meminta? Dan kenapa harus di Cofee Shop? Dia seharusnya bisa datang di apartemenku. Mungkin dia tidak ingin mengungkap penyamaranku.

Kemudian itu adalah saat dimana aku menyadari untuk tidak mengungkap penyamaranku. Aku mengambil topi baseballku, kacamata hitam dan sebuah masker putih.

Aku berlari kebawah dan aku akhirnya tiba di cofee shop itu. Aroma kuat dari kopi membuat perutku lapar dan aku senang kaena aku akan sarapan dengan burung pemarah itu.

aku membuka pintu kaca dan aku mencari Pete. Aku menemukannya. Dia sedang membaca koran dan saat itulah aku menyadari dia tidak disini sendirian. Aku berjalan kearahnya. aku tidak dapat melihat wajah dari pria yang duduk dihadapannya dan Pete belum menengokku.

"Sekamat pagi" sapaku ketika tiba dimeja mereka.

Pete akhirnya melihat kearahku dari kegiatan membacanya untuk menyapaku.

"Selamat pagi Tim, duduklah." Pria yang lain  tersenyum cerah kearahku dan aku harus melihat ke Pete lagi.

Pete tidak membaca tatapanku dan dia menggulung korannya sebelum memperkenalkanku  dengan pria muda itu kepadaku.

"Ini June temanku" 

Aku melihat kearahnya lagi. dia salah satu yang cukup mempesona dan aku tidak bisa untuk menyipitkan mataku kepadanya sebelum meletakkan tasku di meja dan duduk.

Kami berada di meja bundar dan dsini kami bertiga duduk seperti segitiga.Kami semua memandang satu sama lain dan ini cukup sunyi sebelum June memulai percakapan.

"Halo Kao Aku bekerja di departemen lalu lintas" June mencodongkan tubuhnya kearahku sebelum mulai berbicara.

aku melihatnya terkejut dan mataku menyalak kearah Pete. Aku melihat kesekitar untuk melihat adakah orang yan gsedang memperhatikan kami atau tidak sebelum mendekat kearah Pete untuk berbisik.

"Sialan apa yang sebenarnya telah kamu lakukan? Kau ingin membuka penyamaranku?"

"Tidak kau bisa mempercayainya." Jawab Pete dengan berbisik.

Aku kembali mengarahkan pandanganku ke June. Dia menatap dengan mata besanya yang cerah.

"Bagaimana kau dapat mengatakan itu?" Aku sangat jengkel untuk sesaat tapi aku mencoba dengan keras untuk membuat suaraku tetap tidak terdengar oleh pria bernama June itu.

TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang