Original Author : Sa_Ru_Art
Translator : Blue
This chapter already have a permission. Contain mature content 18+, kata-kata kasar.
-Pete-
Kami mengikuti mereka. Mereka berjalan kearah sebuah apartemen beberapa blok didepan.
Kao beberapa langkah dibelakangku. Aku melirik kearahnya ketika pria itu memasuki apartemen.
Aku berhenti disana dan Kao datang berdiri disampingku. Kami saling melirik dan aku mengangguk sebelum memasuki apartemen itu.
Kami melihat mereka memasuki lift dan kami melihat kearah nomor lantai mereka berhenti.
Kau dan aku melihat satu sama lain dan mengerutkan kening sebelum berlari kelantai atas. Kami cepat dan kami lebih seperti mamanjat lantai itu bersamaan.
Aku terkejut, tubuh mereka saling bertautan. Mencium dan memeluk. Membelit dan mendesah. Kami berdiri dibelakang pilar dan aku melihat Kao tersenyum ketika dia melihat mereka.
" Sial... apa mereka tidak bisa melakukannya didalam ruangan?" aku mendengar Kao bergumam dan aku harus memukul lengannya untuk membuatnya diam. Dia terkikik sebelum dia menepuk lengannya.
"Kenapa kau seperti ini?.... kau berjanji padaku malam ini." Tiba-tiba kami mendengar suara dari pria pirang kemudian Kao dan aku melakukan 'shhhh' satu sama lain.
"aku pikir aku bisa tapi.... Maaf." Pria lain yang merupakan target kami meminta maaf ke pria didepannya.
Kami melihat pria pirang itu menarik dirinya dalam frustrasi.
"Ini sudah tiga kali Kevin." Kami mendengarnya berteriak. Jadi nama target kami adalah Kevin.
"Aku tau aku minta maaf. Maaf. " Kevin memohon.
"Apakah ini karena dia?" pria pirang itu bertanya dan perasaan terganggu terdengar jelas dari suaranya.
Kevin terdiam.
"Fuck you Kevin. Pria itu sudah mati. Sekarang apa?" Terikan dari pria pirang, aku dan Kao melihat satu sama lain dengan penuh pertanyaan.
"Maaf. Aku butuh waktu lagi. Kau harus pergi sekarang." Kata Kevin pelalan dan dia membuka pintu disampingnya masuk dan membanting pintu.
"Fuck you Kevin. Kau selalu menjadi brengsek." Pria itu menendang pintu Kevin sebelum berjalan menjauh.
Tidak sialll..
Dia berjalan kearah kami. Kami melihat kebelakang dan tidak ada tempat untuk bersembunyi. Aku melihat Kao menatapku panik. Aku menyipitkan mataku kepadanya dan aku mendapatkan sebuah ide.
Aku tiba-tiba menarik leher Kao. Aku melihat matanya melebar terkejut. Aku mendorongnya ke pilar sebelum melayang diatasnya.
Dia dengan kencang memegang pinggangku dan berbisik "Apa!!!"
"Jangan terlalu bersemangat" aku memastikan kata itu sebelum menarik rambutnya untuk membuat lehernya terbuka dan aku mengubur wajahku disana.
Kao tiba-tiba mencengkeram kedua lenganku. Dan aku merasakan dia bergetar dibawahku. Aku memastikan untuk tidak menciumnya tapi aku membuatnya terlihat seperti itu.
Ketika langkah kaki mendekat kearah kami aku merasakan Kao mulai tenang dan dia perlahan memindahkan satu tangannya dari lengan ke pinggangku.
Jantungku berdetak kencang lagi ketika dia menarikku dengan kuat.
Langkah kaki sangat dekat kearah kami dan saat itu aku mendengar 'Ahhhh'..... mendesah.
Yeah sial untuk apa yang dia lakukan.
Pria dibawahku sangat bagus bahkan aku merasakan keringat disekujur tubuhku ketika aku mendengarnya. Detak jantungku semakin cepat dengan desahannya.
Ini adalah suara paling sexi yang pernah aku dengar.
Aku banyak mencium Mint dan aku juga banyak mencium gadis lain tapi.... Ini semua sangat baru. Sebenarnya aku bahkan belum menciumnya. Aku bahkan merasakan dadanya yang keras menekan kepadaku. Aku dapat merasakan detak jantungnya yang cepar beradu dengan milikku.
Aku mencoba yang terbaik untuk tidak membuat kotak di bagian bawahku tapi suara sialannya sangat berefek kepadaku.
"Shhhhhhh.....ahhhh...."
Hidungku hampir menyentuh lehernya yang manis dan baunya sangatlah manis. Sialan baunya seperti permen.
Meskipun desahannya palsu, ini membuatku melemah.
"Tidakkah mereka mempunyai kamar untuk melakukan itu?" aku mendengar suara pria itu sebagai latar belakang tapi aku lebih focus untuk tidak membiarkan bagian bawahku menyentuh Kao.
Aku lurus. Pete kau bodoh. Kau. Lurus.
Jangan. Merasa. Bersemangat.
Orang yang sekarang berada dibawahku adalah seorang PRIA. PRIA!!! Dan dia hanya pura-pura.
Hanya kendalikan dirimu.
OMG!!!! Apakah baru saja bibirku menyentuh kulitnya??? Shit!!!!
Kao tiba-tiba menghentikan segalanya. Cengkeraman pelukan. Semuanya.
"bersemangar?" aku mendengar dia berbisik dan fuck!!! Bagian dari tubuhku benar-benar bersemangat.
Aku menarik diriku darinya dan menyalak kearahnya.
Matanya berkabut penuh nafsu, bibirnya lebih merkah, dan tarikan nafas dari dadanya sangat cepat.
Pria ini terlihat sangat sexi dan aku terkejut saat mengetahui tanganku masih berada di belakang kepalanya, mencengkeram di ramputnya yang halus.
Aku dengan cepat menarik tanganku darinya dan mencoba untuk menutup wajahku yang merona.
"Bersemangat pantatku" aku dengan segera menyesali pilihan kataku dan aku mengalihkan wajahku.
Pria brengsek ini menyeringai kepadaku dan membungkuk kedepan untuk mengatakan "Sama sepertimu"
Aku melihat kearahnya terkejut dan aku berkeringat hebat. Mendorongnya menjauh dariku, aku berjalan kearah ruangan itu.
"Aku tidak punya waktu untuk tindakanmu yang tidak pantas itu" kataku saat berjalan menjauh darinya. Aku mendengarnya terkikik dibelakangku.
Aku mengirim pesan ke Sandee sebelum berhenti di depan apartemen Kevin. Ketika aku melihat kearah Kao lagi dia sedang memakai kacamata hitam dan maskernya. Aku cemberut kearahnya.
"Apa? Kau ingin aku mengungkapkan penyamaranku?" dia mengangkat bahunya.
"Dimana kamu menyembunyikan barang itu?" aku bertanya. Tidak, aku hanya berkata dan mengangkat bahuku sendiri.
"Aku punya caraku sendiri Angry Bird" katanya dan aku menyalak kerahnya lagi.
"Okay, ayo lakukan ini." Katanya dan aku mengangguk.
Dia mengetuk pintu. Setelah beberapa menit, pintunya terbuka.
Kevin melihat kami berdua bingung dan dia menaikkan alisnya bertanya-tanya.
Kami menunjukkan ID kami dan kami melihatnya gugup.
"Kami memiliki beberapa pertanyaan tentang pembunuhan Sam. Dapatkah kamu bekerja sama?" aku bertanya dan dia mengedipkan matanya kearah kami.
Dia terdiam beberapa saat. Aku pikir dia akan bertanya atau mengatakan sesuatu tapi yang mengejutkan dia hanya mengangguk.
"Dapatkah kamu datang bersama kami kekantor?" aku bertanya lagi.
"Sekarang?" di bertanya, aku dan Kao mengangguk.
Dia berkedip lagi dan perlahan mengangguk
"Ya" katanya dan berjalan kearah sofa untuk mengambil jaket.
Dia mengunci pintunya sebelum berjalan bersama kami ke dalam lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)
No FicciónSpecial Agent Pete Ritthirong dan Kao Kittichat mencoba untuk menemukan seorang pembunuh psyco yang membunuh beberapa pria gay di kota. FF Triller dari PeteXKao Original Author : Sa_Ru_Art Translete by : Blue Every chapter are already have permisson...