Chapter 48 - To Chiangmai (2)

122 5 1
                                    

Original Author : Sa_Ru_Art
Translator : Blue
This chapter already have a permission. Contain mature content 18+, kata-kata kasar.

-PETE-

Dering dari ponselku tak berhenti membangunkanku. Kepalaku sakit dan aku menyadari jika aku tertidur di sofa. Perlahan aku bangun dan duduk.

Ponselku berdering lagi.

Aku memeriksan jam dan ini sudah hampir jam 8 pagi. Akhirnya aku mengangkat panggilan itu, dan berasal dari P'Sun

"Kao akan pergi" katanya dan tiba-tiba segalanya datang kepadaku lagi

"Jadi kenapa?" katakau dingin dan aku mendengar dia mendesah

"Bawa pantatmu kesini dan bicara padanya. Kau harus membiarkannya tau" dia marah

"Tau apa? Jika aku mencintainya?"

"Ya"

"Kalau begitu aku tidak mau. Aku sudah melukainya. Aku tidak akan melakukannya lagi. Biarkan dia pergi dan aku pikir ini sudah selesai" aku memutuskan panggilan itu segera dan aku hampir melembarkannya ketika ponselku bergetar lagi.

"Fuck off Kao. Pergi kemanapun kau pergi" aku berteriak sebelum mematikan ponselku dan berbaring disofaku lagi.

Aku bisa mendengar suara jam berdenting dan setiap detik terlewat, hatiku semakin berat.

Saat merasa aku tidak bisa bernafas lagi. Kemudian aku bangun

Aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan diriku secepat mungkin.

Aku meraih kunci dan jaketku sebelum bergegas keluar apartemenku.

Dalam sekejap aku sudah berdiri didepan apartemen Kao. Aku merasa kacau untuk sekedar mengetuk pintu namun tiba-tiba pintu itu terbuka dan aku melihat wanita setengah baya berkedip kearahku dengan matanya melebar. Aku juga terkejut karenanya.

Saat itu aku melihat tas besar ditangannya. Itu terlihat berat dan aku segera membantunya membawakannya.

"Kau juga kemari untuk melihat Kao? Aku ibunya" katanya dengan senyuman yang manis dan aku menjawab dengan anggukan.

"Bisakan kau membantuku membawakan ini turun?" tanyanya sopan dan aku kembali menganggukkan kepalaku.

Ada mobil terparkir disana dan aku membantunya meletakkan ta situ.

"Aku lupa bertanya... siap namamu..." tiba-tiba aku melihat matanya jatuh kepergelangan tanganku. Dan dia awalnya terkejut, dan segera senyuman muncul diwajahnya.

"Kau pasti Pete" katanya dan aku melihat kebawah kearah gelang itu. Aku perlahan tersenyum kepadanya

"Aku tidak pernah berfikir jika iblis kecil itu akan melakukan ini" katanya dengan meraih gelangku

Aku sedikit bingung.

"Ayo mari kita naik" katanya dan aku berjalan bersamanya.

"Mae" aku akhirnya memanggilnya dan dia berbalik kearahku

"Bukankah kau yang membelikan ini untukku? Maksudku kami?" aku bertanya dan tiba-tiba dia berhenti

Matanya terlihat terkejut lagi.

"Apakah itu yang dia katakan kepadamu?" tanyanya dan aku semakin penasaran olehnya

"Anak itu...." Dia menggelengkan kepalanya

"Jadi, ini bukan darimu?" tanyaku lagi.

"Dia tidak memberitahumu tentang ini kan?" tanyanya

Dan aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Mengangguk atau menggelengkan kepalaku?

TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang