Chapter 20 - Rainy Night

98 11 0
                                    

Original Author : Sa_Ru_Art

Translator : Blue

This chapter already have a permission. Mature content 18+, kata-kata kasar

-Pete-

Pintu itu terbuka sebelum aku mengetuk.

"Aku tau kau akan datang" kata Mint dengan senyum dan aku hanya memandangnya dingin.

"Kenapa kau ingin aku datang kesini?" aku bertanya dan suaraku juga terdengar dingin.

Aku melihat dia mem-poutkan pipinya sebelum membuka pintu.

"Tidakkah kau ingin masuk?" dia bertanya

"Kita dapat berbicara disini"

"Aku punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan denganmu. Tolong masuklah." Dia memaksa.

Aku mendesah frustrasi sebelum masuk kedalam apartemennya.

Ada sedikit kilatan cahaya dari luar.

"Aku pikir sebentar lagi akan hujan" katanya ketika aku sudah masuk.

"Apa yang ingin kau katakan kepadaku." Aku bertanya ketika berbalik untuk melihatnya.

Dia memandangku dan yeah aku juga melakukan hal yang sama.

Dia pernah menjadi milikku. Pacarku. Kami telah melakukan banyak hal bersama. Tapi sekarang.......

"Tentang pria itu" dia menjawab.

Aku menaikkan alisku kepadanya.

"Siapa dia?" dia penasaran.

"Bukankah dia telah memberimu jawaban?" aku cemberut kearahnya

Aku melihatnya mendesah.

"Pete, aku mendengar apa yang dia katakan. Tapi aku ingin mendegar kebenaran. Siapa bajingan itu?"

"Jika kau telah mendengarnya dengan jelas lalu kenapa kau harus nenayakan pertanyaan ini lagi? Dan kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu dan ditambah lagi namanya Kao. Hormati itu."

Aku melihat dia membeku kearahku.

"Apakah kau baru saja membelanya di depanku Pete? Serius?"

"Apa salahnya jika aku melakukannya? Dan mengapa aku tidak melakukannya?"

"Kau tidak bisa, dan seharusnya tidak melakukannya."

"Mohon maaf, Miss Mint Karawek, siapa kau berani memberiku perintah? Aku bukanlah binatang peliharaanmu. Tidak lagi." Aku menekankan kata terakhitku.

Kekecewaan tergambar diwajahnya dan dia berjalan kearahku perlahan

"Pete,...... aku tau aku telah banyak melukaimu. Ini bukan maksudku dan.....aku tau kau masih mencintaiku." Dia berdiri tepat didepanku.

Aku hanya menatapnya.

Dia menempatkan telapak tangannya di dadaku.

"Kau tidak perlu melakukan hal seperti ini untuk memenangkanku lagi." Katanya.

Matamu melebar ketika dia bersandar mendekat kearahku.

Dia meraih liontin di leherku dan dia menyapukan jemarinya di atas nama kami.

"Pete......" dia membisikkan namaku hanya sebelum dia menyandar kedepan untuk mencium.

Ini hampir jam 12.30. Air hujan sepenuhnya mengguyur tubuhku. Tapi kepalaku masih memanas. Aku tidak dapat melupakan perkataannya dan tampilannya ketika aku menaiki lantai itu.

TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang