Original Author : Sa_Ru_Art
Translator : Blue
This chapter already have a permission. Contain mature content 18+, kata-kata kasar.
-Pete-
P'Prem menatap kearahku dan Kao dari depan dan belakang. Kami duduk didepannya di dalam kantornya. Dia menyipitkan matanya kearahku ketika melihat lebam dan perban di hidung kami. Kami berdua terdiam dan dia tetap memandangiku.
"Dapatkah siapapun menjelaskan?" dia akhirnya bertanya dan kami berdua melihat kearahnya tetap diam.
"Pete" dia benar-benar mengarahkannya kepadaku.
"Apa?" aku mengerutkan dahi.
"Apa semua ini?" aku merasa seperti dia menyalahkanku. Well hampir semuanya karena salahku juga. Tapi aku masih tidak suka dia menyalak kearahku.
"Kemarin malam kami berkelahi dengan pencuri P" aku mendengar Kao menjawab.
Kami berdua melihat kearahnya dan dia tersenyum cerah ke P'Prem, mengangguk.
Aku terdiam saat P'Prem berbalik kearahku lagi
Aku melihat P mendesah sebelum membungkuk ke depan.
"Jadi, Pete, Kao berkata kau ingin ID-mu kembali."
Aku melihat kearah P'Prem sebelum mendapatkan senyuman dari Kao.
Aku tidak menjawab tapi mengangguk.
"So, you are in." Ini hampir seperti pertanyaan dan aku mengangguk.
"Aku siap pak" aku mendengar kao berkata.
"Hanya jika aku tidak bekerja dibawah perintahnya."
"Kau tidak perlu khawatir. Kau tidak berada dibawahku jika kau ingin. Aku dapat melakukan keduanya. Aku orang yang fleksibel."
Aku terperangah kearah Kao ketika mendengar apa yang dikatakannya. What the fuck he just said?!!!!
Dia tersenyum lebar dengan berkedip hanya sebelum dia mengangkat bahunya.
"Ahm... Kao" ini adalah peringatan dari P'Prem dan aku melihat Kao mengerutkan dahi tanpa beban.
"Dapatkah kita hanya membahas kasus ?" P'Prem bertanya dan kami berdua mengangguk.
"Kao," P'Prem melihat kearah Kao dan dia membuka file. Dia meletakkan nya di meja.
"Aku masih dalam penyamaran untuk kasus ini hampir satu bulan"
"Pembunuhan pertama di kolam renang sebuah resort, kedua didalam rumah, ketiga di toilet stasiun..."
Aku melihat Kao mendesah sebelum melanjutkan.
"....Dan yang terakhir di trotoar. Semua korban adalah gay dan semua lokasi dekat dengan bar."
"Kau fikir pembunuhan ini memiliki hubungan dengan bar?" P'Prem memotong Kao.
"Aku fikir begitu Pak. Bahkan Pete juga merasakannya. Benarkan Pete?"
Dia melihatku untuk medapat jawaban. Ini benar. Aku juga merasakannya.
Aku mengangguk kearahnya.
"Kita tidak memiliki sesuatu yang dapat menghubungkan pembunuhan ini kecuali catatan yang dia tinggalkan." P'Prem menegaskan.
"Tidak ada hubungan diantara para korban. Mereka semua berasal dari umur yang berbeda. Yang perama 26, kedua 42, ketiga 20 dan yang keempat 19. Mereka bukanlah teman atau lita tidak memiliki bukti tentang itu. Tapi sesuatu yang tak terlihat menghubungkan mereka." Kata Kao
"Mereka gay, inilah satu-satunya yang sama dari mereka." Kata P'Prem
"Mungkin." Aku akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Mereka berdua melihat kearahku.
"Atau mungkin tidak. Pemuda ini, pembunuh ini, dia ingin mengatakan sesuatu. Dia meninggalkan setiap catatan pada setiap kasus karena dia ingin mendapatkan perhatian. Dia ingin kita tau. Dia ingin kita mencarinya. Dia ingin memberitahu kita sesuatu." Aku menyelesaikan.
"Yumraj' artinya 'The King Of Death'...... Jadi apa yang dia inginkan untuk diambil dari ini?" P'Prem mellihat sengan penasaran kepadaku.
"Itu yang belum kami tau. Kebanyakan tipe dari pemubuhuh ini........"
"Pure Psyco's" Kao menyelesaikan pernyataanku dan aku mengangguk kepadanya setuju sebelum melanjutkan.
"Ada dua kemungkinan. Pertama, dia membunuh untuk bersenang-senang. Dia membunuh pamuda gay random hanya untuk bersenang-senang. Dan kedua......"
"Dia membunuh mereka untuk tujuan tertentu.Jika dalam kasus ini kemudian pasti ada hubungan dari orang-orang ini. Pasti ada fakta menarik."
Kao sekali lagi melengkapi pernyataanku dan sejujurnya aku sangat terkesan dan aku mengangguk padanya lagi.
"Kita tidak memiliki adanya bukti dari hubungan mereka. Korban pertama adalah Dancer Master, kedua Dokter, ketiga mahasiswa dan keempat adalah seorang anak sekolah. Sampai kami tidak memliki hubungan dari orang-orang ini, kupikir kita harus fokus pada kemungkinan pertama." Kata P'Prem
"Tidak!" aku dan Kao berkata serempak. Kami melihat satu sama lain dan kami berbalik untuk melihat P'Prem, tertegun.
"Hatiku berkata sesuatu ada hubungan dari orang-orang ini ." Kao membungkuk kedepan kearah meja.
"kita membutuhkan bukti valid Kao tidak apa yang hatimu katakan." P'Prem mengangkat bahunya ke Kao
"Inilah apa yang harus kita cari." Aku mengangkat bahuku ke P
"Kenapa kalihan berdua menjadi sangat bodoh untuk kemungkinan kedua?" P'Prem bertanya-tanya.
Aku dan Kao melihat satu-sama lain dan Kao mengangkat bahunya. "Mungkin kami mempercayai hati kami."
Aku menggulung mataku ke arahnya.
"Okay, kita akan mencoba untuk mencari faktanya. Jika kita dapat menemukannya. Mungkin kita dapat mencari pembunuh itu dan menghentikanya dengan cepat. Atau jika ini semua hanyalah perburuan random. Menagkapnya akan lebih sulit." Aku membungkuk kedepan.
P'Prem menganguk ke kami.
"Pete" P mengarah kepadaku.
"Aku berharap kau dapat melakukan ini. Aku berharap kau tidak mengecewakankun"
Aku tidak menjawab. Aku hanya memandangnya dengan malas tapi aku berfikir serius didalam. 'Bagaimana lelaki ini menjadi adik ayahku?'
"Ahm..... Dia tidak akan melakukannya Pak. Biarkan aku menangani ini." Aku mendengar Kao dan kali ini dia benar-benar mendapatkan pandangan menyalak dari ku.
"Aku tidak gila dan aku dapat menangani diriku sendiri dengan baik. Tinggalkan kasus ini kepadaku jika kau mempercayaiku." Aku berdiri dan memandang P'Prem
"Aku juga" P'Prem berkata setelah menyalak kearahku untuk kedua kalinya.
Dia menempatkan ID-ku di meja dan aku mengambilnya.
"Kau tau, memilikinya di dalam saku jaketmu adalah tanggungjawab yang besar. Mabuk setiap waktu dan...."
Aku melesat keluar dari ruagan sebelum P dapat menyelesaikan perkataanya. Aku benci pidatonya. Aku benci ketika orang-orang menyebutku seorang tukang mabuk. Aku? Mungkin sedikit tapi tidak terlalu buruk .
"Kemana kau akan perdi." Aku mendengar Kao dan aku berbalik untuk melihatnya berlari kearah ku.
Dia terengah ketika berdiri didepanku.
"Jadi, Partners?" dia mengangkat tangannya untuk berjabat tangan dengan senyuman ramah.
Aku mempertimbangkannya didalam pikiranku tapi ketika melihat pria brengsek dengan seringai jahatnya.
"Percayapadaku aku lebih dari apapun yang kau butuhkan sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)
SaggisticaSpecial Agent Pete Ritthirong dan Kao Kittichat mencoba untuk menemukan seorang pembunuh psyco yang membunuh beberapa pria gay di kota. FF Triller dari PeteXKao Original Author : Sa_Ru_Art Translete by : Blue Every chapter are already have permisson...