Bab 23 - Teddies

73 8 2
                                    

Original Author : Sa_Ru_Art

Translator : Blue

This chapter already have a permission. Mature content 18+, kata-kata kasar



-Pete-

"Kalau begitu aku pergi sekarang. Aku akan mencoba untuk mencari tahu apa yang kalian minta dariku" kata Thada ketika dia berdiri dari sofa.

"Okay" aku berkata dan aku melihat Kao mengangguk.

Ini sangat sulit untuk tidak tertawa saat melihatnya. Dia sangat malu dan ini sangat canggung baginya untuk duduk dengan kami dan berbicara dengan Thada. Aku juga mendengar dia diam-diam menghela nafas ketika Thada berjalan kearah pintu.

Aku melihat ke arahnya dengan seringai dan dia si brengsek itu menatap tajam kearahku.

"Ahm pete" Thada berhenti di depan pintu dan memanggilku.

"Yeah" aku melihat kearahnya. Kami berdua melakukannya.

"Aku punya sesuatu yang harus di bicarakan dengan mu. Dapatkah kamu kesini sebentar" Thada bertanya dan aku melihat kearah Kao karena dia memincingkan matanya kepadaku dengan cemberut.

"Hanya 2 menit, aku akan mengembalikannya kepadamu. Dan... kalian dapat melanjutkan apapun yang akan kalian lakukan tadi setelah ini. Bahkan sesuatu yang kalian sebutkan sebelumnya" Thada menyeringai dan kami berdua memicingkan mata kami kearahnya. Kali ini seharusnya aku menyalak kearahnya.

Kao terdiam ke arah Thada dan aku bertaruh jika dia masih bernafas.

"Diamlah dan segera pergi" aku menyalak kearah Thada ketika berjalan kearahnya. Pria ini harus di beri pelajaran.

"Kau benar-benar sangat imut untuk ditolak Kao tapi sayangnya aku punya seorang pacar. Sorry buddy"

Kao sudah hampir menangis dan aku merasa kasihan dengannya. Tapi dia pantas menerimanya. Dia adalah satu-satunya yang berteriak 'Fuck you ad Fucking your techi friend' sebelumnya.

Idiot!

"Sudah cukup pria tampan. Dapatkah kau sedikit bersikap?" aku berkata kepada Thada.

"Sampai jumpa lagi Kao....." si brengsek Thada berteriak lagi saat aku menyeretnya keluar dari ruangan itu. Aku tidak ingin melihat Kao mendapatkan serangan jantung karena malu dengan teman brengsekku.

"Apa yang kau maksud itu?" aku menatapnya tajam ketika berjalan di sepanjang koridor.

"Hahaha. Kau lihat wajahnya? Aku suka dia, dia benar-benar imut" teman idiotku mulai berulah lagi.

"Yeah itu sudah cukup. Jika aku tidak menyeretmu keluar. Kau mungkin sudah dibunuh olehnya karena menyebabkan dia serangan jantung."

'"Oww jadi kau khawatir dengan partner imut mu huhhh."

"Khawatir pantatmu"

Aku melihatnya tertawa lagi.

Kami mulai berjalan lagi.

"Mint menghubungiku" katanya dan aku berhenti berjalan.

Thada berhenti dan berbalik untuk melihatku.

Dia menghela nafas sebelum berjalan kembai kearahku.

"Dia berkata kau tidak mengangkat telfonnya, tidak menjawab pesannya dia ingin tau apakah kau aman atau tidak. Dia juga berkata jika dia khawatir padamu."

"bullshit"

"Yeah, memang. Kenapa juga dia menghubungiku. Dia sendiri yang selingkuh dan kemudian meniggalkanmu kenapa sekarang dia mencoba untuk menganggumu lagi? Dia bertanya.

TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang