Chapter 15 - Beer and Bear

90 8 0
                                    

Original Author : Sa_Ru_Art

Translator : Blue

This chapter already have a permission. Contain mature content 18+, kata-kata kasar

Hello I'm back, spesial hr ini Blue up 2 msh hactic ma taynew hugging kemarin. Tinggalkan jejak ya, udah siap dengan projek baru hbs end cerita ini


-Kao-

Aku menatap Pete beberapa menit. Pria itu menyipitkan matanya kepadaku ketika dia bertanya apa yang aku sembunyikan dariya. Dan satu hal lagi, pria ini sangat lah garang.

Aku menjilat bibirku setelah beberapa tegukan dan aku melihat matanya mengikuti lidahku. Kemudian aku tersenyum kepadanya dan meletakkan botolku di meja.

"Seseorang berkata dia akan mempercayaiku." Aku menunjuk kearahnya dengan menaikkan alisku kepadanya.

"Dan seseorang tidak mengatakan kepadaku semuanya." Si brengsek ini mengintimidasiku.

Aku bersenandung ketika memeriksa setiap lekuk wajahnya, rambut hitamnya yang berantakan dan rambut halus di dagunya...... terlalu buruk dia itu lurus.

"Kau sangat garang Pete. Aku yakin dengan yang satu ini." Aku mengakuinya. Sejujurnya benar aku melakukannya.

Dia menyeringai kearahku sebelum mulai berbicara. "Simpan kata-kata manismu untuk dirimu sendiri boy. Hanya jawab pertanyaanku, akankah kau." Bajingan ini berbisik kearahku dengan suara husky yang sangat sexi dan sial apakah baru saja dia memanggilku boy?!!!.... yang aku maksudkan adalah .... Aku seorang laki-laki tapi.... Awww dapatkah aku mendengarkan sekali lagi darinya.

"Aku melakukannya. Hanya tanyakan saja." Aku mengangkat bahuku ketika aku menyandar kembali kebelakang dengan botol cola-ku. Karena aku tidak cukup percaya pada diriku saat itu. Si idiot ini membuatku gila dan aku mencoba yang terbaik untuk tidak menarik kerahnya dan mendorongnya keseberang meja kemudian mencium mulut kasarnya itu....Ahmm.... Fuck... biarkan itu Kao. Dia bertanya sesuatu. Konsentrasilah baby.

"Kau tidak memilihnya asal." Dia berkata dan itu bukanlah pertanyaan tapi pernyataan.

Aku berkedip kearahnya kemudian aku mengangguk.

Dia balas mengangguk.

"Alasannya?" kali ini dia bertanya.

"Cola ini terasa sangat mebosankan. Apakah kau memiliki yang lebih kuat?" aku bertanya ketika aku meletakkan botol cola-ku di meja.

Dia bersandar kebelakang sembari mendengus.

"Kau dapat menemukan beberapa beer di lemari es." Jawabnya.

Aku tau aku hanya menguji kesabarannya dan aku tidak tau kenapa aku sangat menikmati itu.

Aku berjalan kearah lemari esnya.

"Bawakan satu untukku." Dia berkata dan aku mengangguk.

Pete itu lurus. Ini lah yang sangat sangat menyedihkan. Bagaimanapun aku bersamanya, aku merasa sangat berbeda. Aku merasa senang. Meskipun dia marah kepadaku, aku sangat bersemangat.

Aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Dia adalah pria yang kasar dan tangguh. Atau dia mempertahankan penampilan seperti itu diluar. Tapi ada hati yang sangat hangat didalam dirinya. Aku hanya mengenalnya beberapa hari tapi aku sudah merasa hangat dan sangat nyaman disekitarnya.

Aku memandang kearahnya kembali ketika aku membuka lemari es. Aku melihatnya memukul-mukul meja dan terlihat tidak sabar. Ketika dia melirikku mata kami bertemu terhanyut satu sama lain. Aku melihat matanya tersesat berapa detik sebelum dia memaksa mengalihkan matanya dan menyandar kebelakang kursi.

TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang