Chapter 17 - Boyfriends

101 8 0
                                    

 Original Author : Sa_Ru_Art

Translator : Blue

This chapter already have a permission. Contain mature content 18+, kata-kata kasar

-Kao-

"Mae, aku tau... aku minta maaf. Ini tidak akan terjadi lagi dan aku akan menelfonmu. Aku berjanji." Aku meyakinkan ibuku ketika aku memanggil taxi untuknya. Kami berada dijalan di depan apartemenku.

Ketika aku pulang pagi ini, ibuku sudah berada di apartemenku. Aku hampir lupa pesan yang dia kirimkan kepadaku kemarin malam jika dia kan mengunjungiku hari ini. Dia benar-beanr marah ketika aku tiba disana dan merajuk kepadaku untuk beberapa saat.

Aku harus berusaha keras untuk membuatnya tersenyum lagi dia benar-benar khawatir kepadaku.

"Apapun pekerjaanmu tolong jagalah dirimu sendiri." Katanya sekali lagi sebelum melambaikan tangannya kepadaku.

"Aku akan melakukannya Mae... Aku ahli dalam hal itu." Kataku ketika taxi itu beranjak pergi dari sini.

Aku tidak bisa menyalahkannya. Aku jarang pulang kerumah dan mengunjunginya, aku jarang menjawab panggilannya, membalas pesan, dan aku jarang untuk mendengarkannya.

Aku sangatmencintainya tapi aku tidak dapat mengatur waktuku untuknya. Mungkin aku adalah Putra yang buruk. Apakah aku?

"Tidak aku tidak jahat." Aku menyakinkan diriku sendiri dan beranjak kembali ke apartemenku. Itulah saat aku mendapatkan panggilan dan itu dari Sandee. Aku menjawabnya.

"Halo San,"

"Kao, memory card yang June berikan pada kita hari itu, kami telah memeriksanaya.... Dan Pete membutuhkan... Ahm... Kami membutuhkanmu untuk memeriksa gambar-nya sendiri." Dia menyelesaikan kalimatnya.

Aku terdiam di bagian dimana dia berkata 'Pete membutuhkan'

Ada senyum yang muncul di bibirku dan aku dapat membayangkan bagaimana dia kan memberikan tatapan tajam kepada Sandee ketika dia menyebutkan namanya padaku.

"Kao?" suaranya membawaku kembali ke daratan.

"Ye...... Yeah... Ahm.... San, aku sedikit sibuk saat ini. Aku tidak bisa, aku minta maaf" Yeah aku berkata jika aku sibuk dan aku tidak memiliki kesibukan apapun sebenarnya. Kenapa dia tidak menelfonku sendiri untuk mengatakannya. Kenapa dia menggunakan Sandee untuk menelfonku??? Hmmm...

"Kau sibuk?" Sandee bertanya dan aku langsung mengangguk dengan polosnya ketika aku menggumankan kata 'Ya'

"Pete , dia berkata jika dia sibuk dan dia tidak ....." aku mendengar Sandee menjelaskan kepada Pete disana tapi sebelum Sandee bisa menyelesaikannya, aku mendengar beberapa suara sebelum kucing pemarah menggeram kepadaku.

"Bawa pantat bodohmu itu kemari sekarang juga"

Aku mendengar suara beep setelah itu dan panggilan terputus.

Aku menutup mataku ketika aku mendengar suara marahnya dari ponselku dan aku tidak dapat menjelaskan bagaimana hatiku menghangat di dalam dadaku.

Aku tersenyum.... Terkikik.... Dan tertawa.

"Aku akan membawakanmu 'pantat bodohku' Pete" aku mengangguk sebelum memanggil taxi yang lainnya.

Di pagi ini, aku kehilangan diriku sendiri untuk beberapa saat dan mengantar pantat bodohku pergi dalam harapan dapat mencium bibir Pete. Aku tau dia lurus tapi pada beberapa saat aku tidak bisa mengendalikan diriku dan Pete selalu mengalihkan wajahnya.

Aku pikir dia akan segera memukulku tapi tidak. Dia hanya memandang tajam kearahku. Ekspresi dan matanya sangatlah membingungkan dan ditambah lagi aku benar-benar yakin jika dia merasakan sesuatu.

TASCI (Thai Agency of Special Crime Investigation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang