SEKALI SAJA

1.6K 198 2
                                    

"ALEA!" Suara cempreng Senja mengisi kamar, gadis itu berlari menghampiri kemudian memeluk sahabatnya erat walaupun sesaat karena orang yang sedang dipeluk buru-buru melepaskan.

Terdengar helaan napas dibibir pucat itu, manik kelabunya sayu memandangi Senja. Senja memang tidak punya sopan santun baru sepuluh menit lalu Elang dan Virgo keluar dan Alea berniat menenangkan diri harus buyar.

"Itu kan paper bag yang selalu Tirta pegang. Tadi Tirta juga ke kelas," ucapnya. Alea tersetak kali ini menegakkan badan, mendengar nama Tirta. Kenapa cowok itu selalu ada di mana-mana. Apalagi sekarang? Jangan sampai Senja datang bersama Tirta.

"Maksudnya? Kata asisten rumah ini ada kiriman buat gue." Alea menyahut serak sembari mengambil paper bagnya, mengeluarkan sesuatu di sana. Terdapat kotak makanan, dua minuman botol, dan susu kotak.

Alea tertegun. Senja mendudukkan diri di sebelah Alea, banyak pertanyaan memenuhi kepala Senja apalagi tempat Alea berteduh dan pijaknya kini, namun satu hal menyadarkan Senja, Alea paling tidak suka hidupnya ditanyai.

"Kayaknya itu dari Tirta."

"Hah?"

"Iya. Dia pas istirahat pertama ke kelas, terus tanya kamu. Aku bilang kamu sakit, tapi perkataan aku emang salah ya nyebut nama Samuel, soalnya Samuel kasih surat sakit ke Lina. Terus Tirta ngejar Samuel."

Alea dibuat heran sementara Senja meminjit kening, apa barusan perkataannya berbelit-belit semoga saja Alea paham.

Perlu beberapa saat Alea mengerti sepertinya semuanya juga telah terbongkar. Hubungan dia dan Samuel sudah saling mengenal lama diketahui Tirta, cowok itu bukan yang gampang dibodohi. Kejadian di perpustaaan lalu pasti tidak diterima Tirta.

Alea menjatuhkan badannya ke kasur, lagi-lagi menyesal menolong Tirta satu tahun lalu. Dulu, Alea hanya mengetahui namanya saja yang sering disebut di RHS dan para komplotannya itu.

"Gue beneran cape, hadapin Tirta. Enggak ada cari lain apa supaya Tirta berhenti gangguin gue, masih satu tahun lebih buat gue lulus atau gue pilih drop out aja!" tutur Alea frustasi.

Senja tersentak kaget hampir saja makanan di kotak biru laut itu tumpah, Senja menipiskan bibir pertama kali melihat Alea curhat padanya.

"Aku punya ide!" Senja tanpa sadar memekik, sebelah tangannya menarik Alea untuk kembali duduk.

Sebelah alis Alea naik sadar makanan yang diberikan Tirta berupa nasi goreng, bukan sekedar nasi goreng tetapi di dalamnya lumpia di potong-potong, sosis goreng, lengkap dengan bihun memenuhinya. Senja sampai menatap tak percaya, selesai mengambil sendok plastik Senja kemudian termundur karena Alea tiba-tiba merebutnya.

"Ini kan buat gue jadi gue yang harus makan. Sekarang lo bahas ide yang lo maksud. Enggak papa sekali-kali gue menghargai pemberikan tikar," ujarnya.

Bibir Senja berkedut berusaha kuat menahan tawa. "Tergantung kamu ya menurut kamu ide ini buruk atau nggak tapi gak salah buat coba, kan?" tanyanya. Alea mengangguk seraya mengunyah makanan di mulutnya.

"Coba deh kamu kasih kesempatan ke Tirta, pacaran. Itu loh kaya di ftv pacaran satu bulan atau dua bulan, terserah kamu. Tirta cuma pengen rasain gimana pacarannya sama kamu," sambung Senja hati-hati.

Gadis berpakaian piyama putih panjang tersebut memberikan pelototan. Pacaran? Satu bulan atau bahkan dua bulan dengan Tirta. Alea menggeleng keras.

"Lo gila?!"

"Gak salah kan Alea mencobanya, apa karena Tirta selama ini kasar sama kamu. Coba kamu bersikap nggak keras dan nurut pasti Tirta gak kasar, sebentar doang nggak papa, kan? Pas akhir bulan kalian selesai dan kamu bilang Tirta jangan pernah gangguin kamu lagi."

Nyali Senja menciut susah payah mengendalikan diri.

"Anu, aku yakin kamu dan Tirta pacaran selama satu bulan setelah itu kamu putusin dia. Bilang ini eksperimen."

Alea tidak mengerti jalan pikiran Senja. Apa mungkin Senja sudah lelah sebab Senja selalu dijadikan umpan untuk memanggilnya, dan Alea adalah ikannya. Tirta lah si pemancing.

Memberiakan kesempatan?

Haruskah dia melakuan itu.

"Kenapa lo diam? Gak ada yang mau ditanyain gitu kenapa gue bisa berada di rumah pemilik yayasan RHS."

Gadis berambut pirang tersebut tersenyum kikuk. "Emang kamu mau kasih tau? Keliatan banget privasi," sahutnya pelan. Alea mendengar tersenyum miris, jujur Alea juga bingung pada dirinya sendiri. Dia seolah merasakan ikatan kuat di rumah ini apalagi terhadap Elang dan Virgo mengaku sebagai kakaknya.

"Lo percaya nggak kalau sebenarnya gue adalah Nessa Granya Pradana yang hilang 13 tahun lalu saat kecelakaan tol itu?" tanya Alea lirih.

Senja terperangah sebentar, tak lama bibirnya tertarik ke atas membentuk bulan sabit kemudian tangan Senja meraih telapak dingin Alea.

"Tentu, aku percaya." Mata Senja berbinar-binar. Keanehan Alea bisa dengan bebas dari setiap hukuman sekolah walaupun ada alasan dibaliknya telah terbukti bahwa Alea bukan orang biasa, campur tangan orang lain agar terbebas ikut hadir.














Jangan lupa vote🌟 dan komen ya. Gak boleh sider! Terima kasih untuk vote dan komen dipart sebelumnya

Next spoiler : genggaman tangan

Heartbeat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang