16. Tidak cocok

1.3K 218 78
                                    

'Brak!'

Untuk kesekian kalinya Boboiboy Ice harus merelakan tubuhnya terlempar jauh menabrak bebatuan, ketika beberapa dahan pohon bergerak dan membanting tubuhnya.

Sialnya, setiap apa yang ditabraknya ternyata hidup dan ikut mengejarnya, membuat pemuda pemalas itu terpaksa mengeluarkan meriam pembeku agar menghambat gerakan para pengejarnya.

Namun sekali lagi, keberuntungan tidak menyertainya saat Ice mulai kelelahan. Tak ada pilihan lain selain menghilangkan meriam itu sebelum ia benar-benar mati kehabisan tenaga. Dan saat pilihan itu dilakukan, sama artinya Ice memberi peluang besar agar makhluk-makhluk hidup yang harusnya mati itu kembali mengejarnya.

Dan tentu saja, Ice hanya bisa berlari menghindar. Entah sampai kapan, tapi Ice berharap ia menemukan satu saja tempat tanpa ada makhluk-makhluk aneh itu disekitarnya.

'Setidaknya biarkan aku beristirahat sebentar...'

.
.
.
°•°•°•°•°•°•°•°
.
.
.

Sisa perjalanan pulang terasa begitu menegangkan bagi Thunder, pria itu tak lagi berani membuka suara setelah melihat bagaimana reaksi Ruby ketika ia mengungkit masalah Solar.

Jujur saja, Thunder tidak pernah memperkirakan akan melihat sikap Ruby yang seperti itu_ dan ini adalah hal langka baginya, hingga ia tidak mengerti harus melakukan apa untuk menghadapinya.

Tapi, diam pun tidak akan membawa perubahan yang berarti, karena sampai kapanpun Thunder akan lebih mementingkan urusan putrinya daripada dirinya sendiri.

Dan ini menyangkut tentang Solar, sosok yang dicintai Putrinya melebihi dari apapun. Tentu saja sebagai seorang ayah, ia tidak ingin Putrinya kehilangan orang yang dicintainya, karena ia pun pernah merasakan hal yang sama...

"Ruby..." Pria yang sudah melewati masa setengah abad itu berusaha membasahi kerongkongannya. Ia tidak mengerti kenapa selalu terasa susah untuk berbicara ketika putrinya terdiam seperti ini. "Kalau kau tidak mau, Papa tidak masalah. Mungkin kau memang butuh waktu..."

Ditatapnya gadis muda yang masih diam disampingnya, membuat Thunder semakin merasa bersalah. Oh Tuhan, ia hanya sedikit memberi nasihat pada Ruby agar putrinya itu mau pulang ke Mansion Solar. Hanya itu, tapi kenapa Ruby sampai diam seperti ini?

Bagaimanapun, selama hampir dua tahun pernikahan keduanya, Thunder jelas tahu betapa sayangnya Ruby pada Solar. Tapi sejak hari kemarin ia dihadapkan pada kenyataan kalau putri kesayangannya tidak ingin berdekatan dengan suaminya sendiri.

Ada apa? Thunder jelas merasa sangat heran. Hingga ketika ia merasa Ruby telah mulai bersikap lunak padanya, ia nekat meminta gadis itu agar memperbaiki hubungan rumah tangganya.

Dan inilah hasilnya, Ruby kembali mendiamkannya seperti hari kemarin_dan ia jauh lebih tertekan daripada menghadapi Ruby yang meluapkan amarahnya.

Sadar apa yang dipikirkan Sang Papa, Halilintar akhirnya menghela nafas. Ia sudah terlibat banyak masalah akhir-akhir ini, dan ia tidak ingin membuat ayahnya sendiri ikut merasakan kekalutan hatinya.

Lagipula, Thunder jelas tidak mengerti apa-apa. Dipikirannya pasti terisi segala tentang Ruby yang sangat jauh berbeda dengan pribadi seorang Halilintar. Jadi wajar saja, sikapnya yang menjauhi Solar secara tiba-tiba dan lebih dekat dengan Papanya secara tiba-tiba pula, pasti akan menimbulkan tanda tanya besar dipikiran Sang Papa.

I'm Girl? OH NOO !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang