s2c36: Sisi Posesif

1.2K 168 44
                                    

Sebelum memulai chapter baru ini aku mau promosiin dulu cerita ori milik temen wp-ku, kalian udah pada kenal pastinya 'kan ya sama luluamira4?

Sebelum memulai chapter baru ini aku mau promosiin dulu cerita ori milik temen wp-ku, kalian udah pada kenal pastinya 'kan ya sama luluamira4?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buruan baca sebelum jadi 'berbayar', 'kan susah kalo udah nggak bisa baca gratis. Ntar rugi lho.... ;)
.
.
.

Oke, langsung saja kita menuju chapter selanjutnya untuk I'm girl...

.
.
.

Happy Reading...

.
.
.
.

'Tuk!'

Shot glass di letakkan kuat di atas meja bar, si peletak memberi isyarat pada seorang bartender untuk kembali menuangkan wine yang diinginkannya.

"Kau yakin? Ini sudah gelas ke sepuluh, 'kan?" Sang bartender jelas merasa khawatir. Ia tidak ingat jika sosok di hadapannya ini pernah minum lebih dari tiga gelas sebelumnya. Iya, sebelumnya. Karena sekarang, pria bermata kuning di hadapannya ini berhasil memecahkan rekor tiga kali lipat melebihi kebiasaannya.

"Lakukan saja tugasmu, sialan!" Lawan bicaranya menggeram, menggemeretukkan giginya menahan amarah. Ia paling tidak suka di bantah, sangat tidak suka.

"Bukan apa-apa, Bob! Aku hanya tidak ingin di sembelih kakakmu, kau tahu?" Sang Bartender menghela nafas, sekalipun pemuda bernama Bobby ini terlihat menyeramkan saat sudah marah, tetap saja itu akan kalah dari Dray yang pendiam tetapi selalu bisa menjatuhkan siapapun hanya dengan tatapan matanya saja. Menakutkan!

Bobby menatap bartender itu dengan tajam. Mengingat kakaknya membuat tingkat frustasinya semakin tinggi.

Harusnya, malam ini ia dan sang kakak sedang dalam perjalanan ke Singapura, menempati rumah mereka yang telah lama di tinggalkan, memulai hidup baru yang jauh dari bayang-bayang Thunder dan Ruby.

Harusnya begitu! Sebelum kemudian Dray terpengaruh oleh Ruby!

Kakaknya itu seolah melupakan adik kecil mereka yang meninggal dalam kecelakaan bersama sang ibu, hanya karena fisik Ruby sangat mirip dengan Lin.

Mulai dari warna mata hingga garis wajahnya, semua terlihat mirip karena keduanya menuruni ciri fisik Thunder. Hanya rambut hitam Ruby yang membedakan karena Lin memiliki rambut kecokelatan. Itu wajar, mereka berbeda ibu. Lin mengikuti warna rambut sang ibu, sedangkan Ruby sepertinya menuruni warna rambut hitam dari Thunder dan Silluen secara bersamaan.

Tapi tetap saja, Lin bukan Ruby dan Ruby tidak akan pernah menjadi Lin, bukan?

Sebagai seorang kakak yang selalu memprioritaskan adiknya, Bobby_Boy merasa sakit hati saat tahu sang adik telah tergantikan dan terlupakan. Bukankah pantas ia marah pada Dark?

Dulu, kakaknya itulah yang memulai semuanya menjadi seperti ini. Memilih jalan hidup sukar yang berat untuk dilalui, menenggelamkan diri dalam kegelapan hanya karena sebuah dendam.

I'm Girl? OH NOO !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang