s2c34: Kebenaran

1.2K 178 72
                                    


Happy Reading...

"Hah... Hah... Hah..." Fang membungkukkan badannya dengan bertumpu pada lutut, nafasnya berderu cepat hingga ia kesulitan mengendalikannya. Sebisa mungkin Fang mencoba tetap berdiri meski kakinya terus bergetar hebat.

Ia tak tahu jika pikiran yang kacau, tubuh yang lemah kekurangan asupan, dan kejutan mengerikan yang baru saja diterimanya bisa menjadi kombinasi terbaik untuk menjatuhkan mental seseorang.

Sungguh! Fang bersyukur ia adalah seorang alien yang sejak kecil telah dilatih hidup keras oleh kakaknya, hingga ia tidak berakhir dengan bunuh diri di tempat ketika melihat apa yang ada di dalam gua sana. Ia juga bersyukur Ice tidak ikut bersamanya, karena jika dia ikut, entah bagaimana sahabatnya itu bereak_

"Tunggu! Dimana... Kapal angkasaku?" Fang membuka lebar mulutnya dengan bodoh, matanya bergulir ke berbagai arah untuk mencari kapal angkasa miliknya yang sayangnya benar-benar tidak ada di tempat terakhir ketika dirinya mendarat.

"A-apa aku salah arah?" Masih mencoba menyangkal, Fang memaksakan kakinya berjalan untuk menelusuri tanah lapang tempatnya mendaratkan kapal angkasa. Dalam hati ia berharap dirinya memang salah arah, karena tidak mungkin kapal angkasanya hilang, bukan?

Tapi, harapan itu musnah saat ia melihat jejak kapal angkasanya di atas tanah berdebu, membuat Fang benar-benar tak bisa merasakan kakinya lagi ketika kebingungan mulai menghampirinya.

Ia jatuh terduduk dengan seluruh tubuh yang terasa lemas. Keringat dingin mengalir melalui celah pori-pori kulitnya.

Apa artinya ini? Dimana Ice? Kemana kapal angkasanya pergi? Apa sesuatu terjadi pada Ice dan kapal angkasanya? Diserang, misalnya? Atau...

Fang menggelengkan kepalanya pelan, mencoba mengusir pikiran negatif yang mulai berseliweran dalam otaknya. Tidak mungkin Ice meninggalkannya dengan membawa kapal angkasa 'kan? Sahabatnya itu bukan orang yang mementingkan diri sendiri, terlebih, Ice tahu seberapa berbahayanya Dhargha'ya. Jadi, mana mungkin Fang ditinggalkan begitu saja 'kan? Iya... 'kan?

"Ice...." Fang mendongakkan kepalanya, membiarkan mata merah dibalik kacamata visor ungu miliknya bertemu dengan satu objek di langit sana yang berada dalam jarak cukup jauh. "Apa yang kau pikirkan sebenarnya?"

.
.
.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

.
.
.

'Tak'

"AAAARGGGH!!!" Boboiboy Ice menjerit sejadi-jadinya, memenuhi seluruh kapal angkasa dengan suara teriakan memekakkan telinga. Tubuh terbalut jaket biru muda itu bergetar, sebelum kemudian jatuh meringkuk sembari menyembunyikan lengan kanannya di depan dada.

Air mata mengalir dari sepasang iris biru muda miliknya, menemani ringisan yang lolos menggantikan teriakannya tadi. Bibirnya digigit kuat, hingga Ice bisa merasakan amis besi yang memenuhi mulut akibat darah dari bibirnya.

Sebelumnya Ice sudah tahu apa yang akan ia lakukan pasti menyakitkan, tapi, ia tidak tahu jika ini akan terasa sangat... Sangat menyakitkan!

Masih merasakan denyutan kuat di lengannya, Ice tertawa miris dengan air mata yang masih mengalir. Lihatlah kecerobohan yang ia lakukan ini! Entah ia harus menyesal atau tidak, tapi... Ice berharap balasan yang akan diterimanya nanti sesuai dengan apa yang ia korbankan.

I'm Girl? OH NOO !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang