s2c50: Bukan Halilintar?

1.8K 175 73
                                    

Chapter 50 update ya ... Persiapkan diri readers semua ....

Happy reading ...

.
.
.
.
.
.


"Tuan?"

"Ayah ...?"

Gumaman lirih yang masih terdengar oleh mereka di dalam ruangan itu, membuat Fang dan para elemental menatap Adu du dan Probe dengan kening berkerut. Mereka tidak salah dengar kan? Adu du dan Probe memanggil seseorang dengan sebutan ...

"Hai, Bobuchu-nya Ayah, lama tidak bertemu ya?"

Kedua mata besar Adu du langsung berair mendengar suara lembut itu memanggil nama kecilnya. Ia tidak akan lupa, tidak akan pernah lupa dengan suara yang selama ini selalu menjadi penyemangat hidupnya.

"Ayah?!" tak sanggup menahan luapan rasa rindu yang selama ini dipendam dalam setiap tindakan jahatnya, Adu du berlari dan masuk dalam pelukan alien hijau yang identik dengannya.

Itu ayahnya. Aba ba adalah ayahnya. Sosok panutan yang selama ini hilang meninggalkan Adu du dan keluarga mereka dalam keterpurukan. Satu-satunya alasan kuat kenapa selama ini Adu du memutuskan untuk memilih jalan kejahatan.

"Ayah ..." ia terisak, untuk pertama kalinya tidak lagi merasa malu karena diketahui sedang menangis oleh teman-teman dan robot setianya. Adu du tidak lagi peduli, karena kini, satu hal yang diinginkannya hanyalah membagi semua rasa sakit yang ia terima semenjak kepergian sang ayah. Ia hanya ingin ayahnya tahu, setelah perang besar di Planet Kubulus di masa lalu, bukan hanya planet itu saja yang hancur, tapi juga kehidupan Adu du secara keseluruhan.

Aba ba membalas pelukan putra bungsunya, satu-satunya anak yang ia manjakan namun menjadi yang paling menderita di antara anak-anaknya yang lain.

"Maaf ya, Bobuchu-nya Ayah, baru menemuimu sekarang ..." Aba ba berbisik lirih, masih mengusap punggung kecil Adu du dengan tangan hijaunya.

Yang lebih muda tidak menjawab, hanya isakan lirih yang terdengar darinya karena semua perasaan yang datang masih membutuhkan pelampiasan.

"Bisa ikut aku? Kita perlu bicara," suara bernada dingin itu mengalihkan atensi para elemental, Fang dan robot Probe yang sejak tadi menyaksikan drama pertemuan ayah-anak alien itu. Semuanya memandang si pembicara yang merupakan seorang perempuan berambut hitam dengan mata merah delima.

"Kak Hal--"

Belum sempat Thorn menyelesaikan panggilannya, si perempuan sudah menatap Thorn dengan tatapan tajam yang dingin, membuat yang ditatap tanpa sadar beringsut ke arah Solar mencoba mencari perlindungan.

"Cukup ikuti aku!" kalimat yang dikeluarkannya seakan mengisyaratkan jika mereka tidak punya pilihan lain selain menurut. Dan itulah yang mereka lakukan saat Halilintar mulai berjalan menuju sebuah ruangan lain di gua itu, meninggalkan Adu du, Aba ba dan Probe yang mungkin lebih memilih bernostalgia beberapa waktu ke depan.

"Ochobot?"

Panggilan Halilintar setelah mereka memasuki ruangan baru itu membuat Ochobot langsung bergerak di atas kepala Probe. Robot kuning-hitam itu melayang mendekati sang elemental petir dengan berbagai macam ekspresi.

Rindu, senang, sedih, tapi juga takut.

"M-maafkan aku, Hali. W-waktu itu ... aku tidak punya pilihan lain," robot itu menurunkan pandangan matanya, membuat ekspresi sendu yang ia bisa. Ia tahu, Halilintar pasti sudah mengira hal ini karena ulahnya. Ialah yang menyimpan inti kuasa teleport pada jam kuasa Halilintar, mengkamuflase jam itu hingga berubah menjadi sebelah anting yang sangat cocok untuk kepribadian si elemental petir.

I'm Girl? OH NOO !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang