s2c44: Bukan Laksamana

963 155 20
                                    

"JANGAN, HALILINTAR!!"

Yang dipanggil terkejut mendengar teriakan memekakkan telinga itu, ia meringis saat bebatuan di dinding gua memantulkan suara teriakan menjadi lebih berganda. Ditariknya tangan yang masih menyodorkan anting-anting itu untuk menutupi sebelah telinga, berharap masih sempat melindungi salah satu panca indera itu untuk tetap berfungsi.

"Fang?"

Suara Thorn yang penuh kebingungan membuat Halilintar berhenti meringis, ia menatap ke arah suara teriakan itu berasal, dan menemukan seorang pemuda tinggi berjubah ungu yang berdiri tegak tak jauh darinya. Walaupun sosok itu tampak jauh lebih tinggi dan dewasa dari yang terakhir kali ia ingat, tapi Halilintar masih dapat mengenalinya sebagai Fang.

"Jangan serahkan benda-apapun-itu-yang-kau-pengang, Halilintar!"

'Hah?' Halilintar menatap Fang dengan bingung. Apa dia baru saja menyebut nama 'Halilintar'? Dari mana Fang tahu kalau dirinya adalah Halilintar? Kenapa semakin ke sini semakin banyak yang mengenalinya sebagai Halilintar, 'sih? Bukan hanya Tok Aba dan Ochobot, tapi juga Laksamana, Thorn, dan sekarang Fang?

"Kenapa, Fang? Itu satu-satunya cara untuk membuat Kak Hali menjadi laki-laki lagi, 'kan?" Thorn bertanya dengan kebingungan, menyadarkan Halilintar dari pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya.

Fang menggeleng, "jangan percaya! Dia itu---"

"Kau menyadarinya, Thorn? Sesuatu yang kita bicarakan sebelum ini," ucapan Fang terhenti saat Laksamana memotongnya. Alien imitasi harimau itu melipat tangan di depan dada saat uluran tangannya untuk menerima anting-anting dari Halilintar tidak membuahkan hasil. Ia melirik penuh isyarat pada sang elemen tumbuhan.

Yang dilirik tampak semakin bingung. Keningnya berkerut mengulang pembicaraan-pembicaraan dengan Laksamana sebelumnya.

"Kau tahu kenapa hingga saat ini kalian belum bisa menemukan Halilintar?"

"Kami kekurangan informasi, Laksamana. Berkali-kali kami menyisir reruntuhan TAPOPS untuk mencari tahu keberadaannya, tapi bahkan menemukan informasi tentang Power Sphera yang kami temukan saja tidak, apalagi tentang Kak Hali?"

"Bagaimana kalau aku katakan, kau tidak akan menemukan kakakmu selama masih bersama mereka?"

"Maksud Laksamana?"

"Apa kau percaya saat aku mengatakan ada penghianat di dalam anggota Lab-mu?"

Mata hijau milik Thorn membola ketika sebuah ingatan menyeruak. Dengan tangan bergetar sang elemental tumbuhan itu menunjuk Fang, "k-kau! Kau penghianatnya!"

Kebingungan merambat pada Fang, pria itu tidak mengerti kenapa ia malah dituduh penghianat oleh sahabatnya sendiri.

"Dia penghianatnya, Kak Hali! Laksamana dan Kak Ice mengatakan kalau ada penghianat di TAPOPS, dan ternyata itu Fang!"

Mendengar nama Ice disebut, raut wajah kebingungan milik Fang lenyap tergantikan dengan sorot dingin. Ia masih ingat bagaimana Ice dengan teganya meninggalkan dirinya, dan dilihat dari Thorn yang memihak Laksamana, Fang menyimpulkan satu hal.

"Sekarang aku mengerti kenapa Ice meninggalkanku! Ternyata yang berhianat adalah kalian ya? Aku tidak menyangka!" Suara Fang terdengar dingin, penuh akan nada sindiran terlebih dengan tatapan sinis yang dilayangkannya.

"Apa maksudmu?" Thorn memekik tidak senang, "justru kaulah yang berhianat! Buktinya, lihat? Saat kau tidak ada, aku berhasil menemukan Kak Hali dengan bantuan Laksamana. Dan saat kau ikut dengan Kak Ice, secara tiba-tiba Kak Ice hilang kontak tanpa bisa dihubungi. Lalu sekarang, saat Laksamana ingin mengembalikan Kak Hali menjadi normal kembali, kau datang dan mencegah hal itu terjadi. Bukankah dari sini saja sudah jelas? Kau penghianatnya, Fang!"

I'm Girl? OH NOO !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang