Cinta

309 40 36
                                    

Lagi ujian jadi udah lama gak buka wp, sibuk banget asli wkwkw.

Dahlah langsung baca yuk hehehe

Jangan lupa vote ya! Bintang di pojokan⭐

Tandai typo!
Selamat membaca❤️

Double ini ya! Scroll terus pokoknyaaa!

🌼🌼🌼

Seperti orang bilang, jika kau saling mencintai dengan seseorang tapi dia berada begitu jauh. Orang itu akan kalah dengan orang yang selalu ada disampingmu walaupun kau tak mencintai orang itu.

***

"Rey gue besok mau keluar."

Rey yang sedang duduk di sofa menatap televisi pun menoleh, menatap wajah cantik Amara yang sedang duduk menyesap susu hamilnya.

Tak bisa di pungkiri, Rey mengakui Amara begitu cantik, apalagi saat ini sedang hamil. Membuat kadar kecantikan wanita itu bertambah berkali lipat.

"Rey..." panggil wanita hamil itu. Amara bingung, kenapa Rey hanya menoleh dan menatap tanpa mengeluarkan suara.

Amara mengibaskan tangannya di depan wajah pria itu, membuat sang pria berlonjak kaget.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

Amara menyorot pria itu dengan malas. "Besok gue mau keluar."

"Sama?"

"Sahilla, Vino."

Rey berfikir sebentar lalu mengangguk pelan. "Dimana?"

Wanita hamil itu mendengus kesal, kenapa banyak tanya sekali pedofil ini. Pikirnya.

Gelas yang ada di tangan ia letakan, mengambil remote lalu mengganti saluran televisi di depannya.

"Kafe ujung jalan."

Lagi, Rey hanya mengangguk. Tak lama tangannya terangkat dan ia jatuhkan di atas perut Amara yang hanya terbalut daster. Sontak membuat Amara melotot kaget.

"Makin besar ya?"

Amara mencoba memperbaiki ekspresi wajahnya, berdahem pelan lalu mencoba fokus pada apa yang ia tonton.

"Ya iyalah namanya berkembang." sewot wanita itu. Ia sedang menutupi kegugupannya, entahlah ia juga merasa jantungnya berdetak begitu cepat.

Rey sama seperti Amara, jantungnya tak bisa di kontrol. Rey sadar ia sudah mulai menyukai Amara, sudah mulai mencintai wanita yang mengandung anaknya ini.

Tapi ia juga sadar wanita yang ada di hatinya dulu masih mendominasi ruang hatinya yang saat ini tidak lagi tertutup rapat.

Tangan kekar itu bergerak pelan, mengusap perut itu dengan kasih sayang.

"Gak sabar dia keluar."

Amara menoleh dan menatap Rey dalam diam, Rey pun yang di tatap menjadi salah tingkah.

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang