Ibu dari anak gue

545 59 110
                                    

Hai semua balik lagi nih sama cerita ku yang ini. Yuk gimana chapter sebelumnya, gak jelas kan wkwk.

Gimana udah bisa nebak alurnya seperti apa atau belum?

Kalo belom yuk dah baca chapter ini kwkwwk

Jangan lupa tekan tombol bintang nya  dan spam komen juga!
Selamat membaca❤️
Tandai typo!

🌼🌼🌼

Seberat apapun cobaan yang kita lalui, kunci utamanya hanyalah ikhlas dan menerima. Itu akan menjadikan hati tentram dan lega pada akhirnya.

***

Sore ini Amara sudah boleh pulang, dia tak harus menginap, hanya di suruh istirahat sebentar di ruang rawat dan sorenya sudah boleh pulang. Saat ini ia sedang duduk di pinggir brankar, menatap lurus ke depan. Di sana ada jendela yang memperlihatkan keindahan luar.

Matanya tak teralihkan dari sana, terus menyorot tanpa henti. Tapi tatapan itu kosong, pikirannya berkelana kemana-mana. Kalau boleh jujur dirinya belum sepenuh hati menerima kenyataan ini.

Dari kenyataan pahit yang di katakan ibunya, lalu hubungan tanpa sengaja, kemudian kematian yang terjadi pada ibunya, dan lagi saat ini ada janin yang ada di kandungannya.

Sungguh hidupnya memiliki lika-liku yang rumit, memiliki perjalanan yang sangat menyakitkan. Melewati duri panjang dalam perjalanan menuju kebahagiaan. Namun, kebahagiaan itu juga tak kunjung datang. Yang ada hanya kesengsaraan yang terus menghadang.

Sakit akibat perkataan ibunya pun sejujurnya belum sepenuhnya hilang, tapi dirinya sudah mencoba menghilangkan. Karena sakit kehilangan ibunya jauh lebih menyakitkan.

Tak ada tempat bagi Amara untuk mengadu, berkeluh kesah, bahkan untuk mencurahkan semua rasa sakitnya pun dirinya tak bisa. Tak ada tempat.

Dirinya hanya memiliki Tuhan nya sekarang. Tapi dirinya malu untuk berkeluh kesah pada Tuhan nya.

Drt... Drt...

Ponselnya bergetar, menandakan ada yang menghubunginya. Membuat semua lamunan nya terbuyar. Ia mengambil tas yang ada di nakas dan membukanya. Mengambil ponselnya dan mengaktifkan.

Tak ada yang menghubunginya, tetapi ada yang mengirim pesan untuknya.

Nomor tidak di kenal?

Lagi, dirinya mendapatkan pesan dari nomor yang tidak di kenal. Dan lagi, nomornya pun sudah berbeda dengan yang saat itu.

"Oh astaga!" Amara memukul keningnya sendiri, "Gue baru inget, gue kan mau cari tau tentang orang ini waktu itu. Ckckck sampek lupa."

Terlalu banyak masalah yang ia hadapi, Amara sampai lupa untuk mencari tau tentang orang yang menerornya waktu itu. Buru-buru Amara membuka pesan itu, apalagi yang orang itu kirimkan untuknya.

Unknown Number:
Wah! sekali jalang tetap jalang ya. Ibu dan anak sama saja ternyata. Selamat untuk kehamilannya Amara.
Wah pasti bayi haram juga bukan? Anak tak di inginkan.
Mau di bunuh saja atau bagaimana?
Kalau iya mari aku bantu.

Amara menggenggam ponselnya begitu erat, dadanya naik turun, nafasnya tak teratur, emosinya sudah memuncak saat ini. Sebagai calon ibu, hatinya berdenyut nyeri, hatinya begitu sakit mendengar hinaan itu. Janin ini memang datang karena hubungan kesalahan. Tapi janin ini bukan kesalahan, yang salah orang tuanya.

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang