Berkumpul

238 30 53
                                    

Hai balik lagi ini wkwkwk
Dua hari kaga up, dan insya Allah mulai rutin lagi nih wkwk
Tapi gak double-double deh kapok ini mata sakit mantengin hp teros. Paling sehari dua kali wkwkwk

Selamat membaca❤️

***

"Rey," panggilnya. "Mau ngerasain bayinya nendang nggak? Ini udah nendang lo." katanya antusias. Pandangannya menatap perut buncitnya sendiri yang bergerak-gerak.

Rey yang sedang menonton tv pun menoleh. "Udah nendang?" Ia menggeser duduknya. Mendekat dan mengelus perut buncit itu pelan. "Dari kapan?"

"Aw," ringisnya pelan. "Waktu di culik itu."

"Sakit?" tanya Rey khawatir.

Amara mengangguk pelan, tapi ia tak masalah, ia justru senang. "Tapi gak papa, malah seneng."

Rey masih menatap lamat perut Amara, ia bisa merasakan bayinya menendang saat ia mengelusnya. Ada rasa bahagia yang sulit di jelaskan dalam hatinya, tapi juga ada yang mengganggu pikirannya.








Bagaimana nasib anaknya nanti? Apakah harus menerima kenyataan bahwa dia anak di luar nikah? Bagaimana nanti perasaannya?






"Mar..."

Amara yang sedang memejamkan mata karena meringis pun berdahem pelan. "Hm?"

Rey mengelus perut Amara dengan sayang, lalu mendongak menatap Amara. Menatap lamat wajah cantik di sampingnya.

"Ayo kita me––"






"Lagi pada ngapain?"

Belum sempat Rey melanjutkan katanya, terdengar suara yang mengagetkan keduanya. Mereka menoleh, menemukan seorang pria yang berdiri tegap yang masih memakai pakaian formalnya.

Akash.

Ya, dia Akash.

"Abang?"

Akash berjalan mendekat, lalu duduk di sisi lain di sebelah Amara, menyingkirkan tangan Rey yang masih di perut Amara menggantinya dengan tangannya.

Dan Akash mengelusnya pelan. Rey hanya menatap datar pada Akash. Pengganggu, pikirnya.

"Hallo ponakan paman..." sapanya. "Sedang apa di sana?" tanyanya pada perut Amara, Akash pun juga mendekatkan wajahnya pada perut buncit itu.

Amara terkekeh. "Sedang main paman." jawabnya menirukan suara bayi.

Akash terkekeh, tapi tak lama melotot terkejut. "Dia nendang!" pekiknya kaget dan juga senang.

Amara hanya terkekeh, sedangkan Rey hanya mendengus kesal. "Lebay!" cibirnya.

Akash menegakan badannya, menatap Rey dengan sinis. "Bacot banget."

"Sssssssttt," tegurnya. "Malah berantem."

"Oh iya tumben pulang jam segini?" tanya Amara pada Akash. Karena biasanya di sore hari Akash akan mampir setiap pulang dari kantor ke apartemen Rey, tapi hari ini sudah malam ia baru mampir.

Akash mendengus kesal. "Tanya aja itu sama bos gak tau diri, gak berangkat kerja malah rebahan di sini."

Rey yang sedang menonton tv pun melirik sekilas, lalu melanjutkan kembali acara menontonnya.

Amara menoleh pada Rey yang hanya melirik, lalu kembali menoleh pada Akash. "Jangan capek-capek."

"Enggak," jawabnya. "Oh iya besok Papa pulang, mau ikut jemput?"

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang