Mau Lagi?

482 57 127
                                    

Hallo bertemu lagi dengan gue hehe gimana harinya membahagiakan, membosankan, atau menyedihkan? Gue harap bahagia selalu ya kalian.

Sorry bangett ni baru up soalnya udah mulai sekolah lagi, gimana kalian daring atau tatap muka?

Me daring bikin pusing.

Jangan lupa vote, komen, and shere❤️
Bintang dipojokan ya!

Selamat membaca❤️
Tandai typo!

🌼🌼🌼

Jangan menyerah, hidup mu masih panjang. Perjuanganmu pun belum tertuntaskan, perjuangkan apa yang harus kau perjuangkan.

***

PLAK

"AW!" Rey mengusap pipinya yang terasa panas karena mendapat tamparan maut dari Amara, dan Amara pun yang menampar merasa tak berdosa sedikit pun dan memasang wajah polosnya, "Lo apa-apaan sih!"

"Salah sendiri mau mesum," katanya dengan santai.

"Siapa yang mau mesum!" Rey benar-benar kesal saat ini dengan Amara, wanita itu bersikap begitu santai seolah tak melakukan apa-apa.

"La terus ngapain tadi deket-deket? Mau cium gue kan? Iya kan?" Wanita hamil ini berbicara begitu ngegas, memang benar ya bumil itu sensitif dan sifatnya gampang berubah dalam satu waktu.

"Lah Lo sendiri ngapain deket ke gue?"

"Lah orang gue mau liat blush on yang ada di pipi Lo, noh ketebelan."

Percayalah saat ini wajah Rey merah padam mendengar jawaban Amara, jika saja ia tak memakai blush on mungkin akan ketahuan dan membuat dirinya malu sendiri. Bisa-bisanya ia hampir lepas kontrol tadi.

"O-orang gue tadi mau deketin biar gampang liatnya kok, iya biar gampang."

"Alasan." Cibirnya sengit, dan Rey pun hanya menatap dengan raut sedikit tegang. Rey beranjak dari duduknya membuat Amara buru-buru mencekal tangan Rey, "mau kemana?"

"Mandi," ketusnya.

"Gak!" Tolak Amara mentah-mentah membuat Rey menoleh dan mendelik pada Amara, "kan ini belom selesai dandanin nya terus dasternya aja belom di pake,"

"Nggak gue mau mandi,"

"Gak boleh, Lo tadi udah mandi!"

"Ini kan Lo udah dandanin gue,"

"Tapi kan Lo belom make dasternya,"

"Apa dosa hamba mu ini Ya Tuhan." Banyak!

Rey mengacak rambutnya dengan kesal, ia menatap Amara yang menampilkan wajah cemberutnya. Ia menghela nafas pelan lalu duduk kembali di atas sofa. Membuat Amara kegirangan bukan main, sudahlah untuk kali ini turuti saja dulu. Untuk selanjutnya ia tak akan sudi.

Harga dirinya hancur akibat karyawan nya satu ini.

***

"Apa Lo senyum-senyum."

Amara saat ini sedang duduk manis di sofa dengan tangan yang ia topang pada dagunya dan tersenyum begitu manis menatap kearah Rey. Ia sudah selesai mendandani bos gila nya ini, ia begitu senang. Bagaimana tak senang, ia sudah berhasil membuat bosnya ini menurut padanya.

Terlihat Rey yang berdiri di hadapan Amara memakai daster sedikit kekecilan akibat badannya yang kekar, wajah penuh dengan riasan, bibir yang begitu mencolok dengan warna merah merona. Seperti cabe-cabean kurang belaian. Tak lupa bando pita di kepalanya. Sudahlah dirinya sudah tak ada harga dirinya saat ini di hadapan Amara.

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang