Have Fun!

458 66 57
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak ya!
Vote, komen dan share okeee!!!

🌼🌼🌼

Sahabat yang sebenarnya ialah dia yang selalu ada ketika kita sedang butuh, dan selalu datang untuk menghibur ketika kau sedang rapuh.

***

Langit sudah menggelap, menandakan semua orang yang bekerja untuk kembali kerumah, guna mengistirahatkan badan nya. Sama dengan Rey yang disibukan oleh tumbukan kertas yang sangat banyak hari ini. Dirinya ingin segera pulang, tapi pekerjaannya pun tak kunjung selesai.

Tumpukan kertas dihadapannya masih sangat tinggi seperti gunung. Membuat Rey malas menatapnya. Rey memejamkan matanya dan memijat pelipisnya pelan. Sungguh dirinya sangat pening sekali. Sudah banyak tugas, banyak pikiran pula.

"Masa bodo, gue mau pulang!" Hembusan nafas itu begitu terdengar oleh gendang telinga. Rey benar-benar lelah hari ini, senin memang hari yang sangat dibencinya.

Masa bodo dengan pekerjaan yang menumpuk, Rey beranjak dari duduknya. Membereskan kertas-kertas tersebut lebih dahulu dan mengambil tasnya. Tak lupa juga ponselnya.

Pokoknya Rey ingin pulang!

Pekerjaan?

Besok aja dah. Wkwk

Keluar dari lift matanya tak sengaja menyorot seseorang yang beberapa hari terakhir ini memenuhi otaknya. Amara Cheryl Alexzandra, terlihat wanita itu sedang berdiri tegak di lobby kantornya. Sendirian. Dan jam segini?

Sedang apa dia? Tumben masih di kantor?

Begitulah isi otak Rey saat ini. Rey berjalan mendekat, saat jarak antara keduanya sudah hampir dekat Rey bisa mendengar ocehan wanita itu. Sepertinya sedang kesal.

Dengan wajah datar dan dinginnya. Rey berjalan mendekat dan berdiri di samping Amara, tanpa dosa. Seperti tak pernah terjadi apa-apa. Tak ada rasa canggung juga.

Cih! Brengsek sekali!

"Belom pulang?" Pertanyaan tak berbobot!

"Udah tau masih berdiri di sini. Ya belom lah. Pake nanya lagi." Terdengar sekali nadanya yang sewot. Rey hanya menganggukan kepalanya dan menoleh pada Amara, memandang wanita itu dari samping.

Detik berikutnya Amara menoleh pada Rey. Dapat Rey lihat, wanita di hadapannya ini benar-benar terkejut. Terlihat dari matanya yang melotot ingin keluar. Dan terlihat menggemaskan. Menurutnya.

Eh....

Apa tadi?

Menggemaskan?

Rey menggelengkan kepalanya. Berfikir apa dia tadi, gak banget.

"Kenapa?" Masih dengan raut datar nya ia bertanya pada Amara. Dan Amara sudah menormalkan wajahnya, sekarang hawa di sekitar keduanya menjadi sangat dingin. Wajah Amara lebih datar dan dingin dari pada Rey.

Amara tak menjawab sama sekali. Hanya diam dan menatap kedepan.

Rey yang tak menerima jawaban pun memaklumi, ia yakin wanita ini pasti begitu membencinya. "Mau pulang? Ayo saya antar, jugaan hujan gak ada taksi yang lewat. Nanti malah terjebak sampek tengah malem lagi disini, udah gak ada orang jugaan."

Eh apa ini? Bos tembok ini bicara panjang sekali. Dan menggunakan bahasa yang sangat baik, gak pake lo-gue. Tumben wkwkwk.

Rey pun juga bingung dengan dirinya. Kenapa ia berbicara panjang sekali tidak biasanya. Sedangkan Amara dirinya masih diam seribu bahasa, pikirannya berkecamuk. Apakah bos brengseknya ini tak ada rasa bersalah sedikit pun? Dari tadi bicara tanpa rasa canggung.

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang