Yuk baca jangan lupa vote dan komennya!
🌼🌼🌼
Mau tidak mau, suka tidak suka. Jika takdir nya sudah di kehendaki seperti ini, mau di rubah bagaimana pun tidak akan bisa.
***
Amara termenung di dalam kamar rawatnya, tadi setelah di tinggal Akash Amara di pindahkan ke ruang rawat. Dirinya juga sudah mengetahui ada nyawa lain yang ada di perutnya.
Amara sedih, terluka, menyesal, kecewa. Semua telah tercampur aduk menjadi satu. Ia bingung harus bagaimana, cobaan terus ada dan datang terus menerus kepadanya.
Baru saja dirinya memulai bangkit dari keterpurukan dirinya. Tapi di saat mulai bangkit, belum sampai melangkah lagi dan lagi pun dirinya di jatuhkan kembali.
Jatuh bertubi-tubi, rasa sakitnya begitu dalam. Ia bingung harus mengadu kepada siapa, orang tua nya sudah tak ada. Teman pun tak ada yang sangat dekat. Dia hanya sendiri dan selalu sendiri.
Amara menghembuskan nafasnya pelan. Memejamkan matanya begitu erat, berusaha menahan perih di hatinya sekuat tenaga. Lagi dan lagi air matanya pun lolos tanpa permisi. Rasanya ia ingin lenyap dari dunia ini, sungguh ia sudah tak kuat menahan semua ini.
Takdirnya begitu kejam.
Amara membuka matanya, mata yang selalu memancarkan keceriaan dan binar begitu bahagia kini menjadi redup. Mata indah itu kini membengkak dan begitu sembab. Ia menunduk dan tangannya bergerak menyentuh perut datarnya.
Jujur ia tak menyangka akan ada makhluk kecil di dalam perutnya. Tapi dirinya bingung, sedih dan bahagia itu datang di saat bersamaan. Ia bahagia mendapat anugrah terindah yang semua orang idamkan ketika sudah menikah. Tapi ia juga sedih, dirinya mendapatkan di luar pernikahan. Dan lagi ini anak bosnya.
"Ini bukan salah mu, kau suci. Aku gak akan bunuh kamu." Lagi dan lagi air mata itu jatuh tanpa permisi. Dirinya sadar mau dia semarah apapun, mau sekecewa apapun, mau menyesal pun tak ada gunanya. Yang ia lakukan hanya menerima.
Dirinya bukan lah wanita yang akan tega membunuh darah dagingnya sendiri karena hubungan yang tak terduga. Ia berusaha ikhlas dan menerima, janin yang ada di kandungannya ini tak mempunyai salah apa-apa, ia hanya ingin hidup. Amara berjanji akan merawat dengan baik, walaupun mungkin orang yang membuat bayi ini tak akan mengakui anak nya.
***
Rey berjalan mengekor pada Akash yang ada di depannya. Keduanya saat ini ada di koridor rumah sakit tempat Amara berada. Setelah pertengkaran tadi Akash membawa Rey menemui Amara dengan paksa. Wajah Rey sekarang tak berbentuk, sudut bibir robek, memar dimana-mana, tapi tak menghilangkan kadar ketampanannya. Bajunya pun sudah tak beraturan.
Tepat di depan kamar rawat Amara keduanya berhenti, Akash menoleh pada Rey yang sedang menunduk. Ia tau sahabatnya ini pasti sedang banyak pikiran. Tapi ia tak peduli, semua ini harus di pertanggung jawabkan, bukan?
"Masuk,"
Lagi, Rey tetap saja hanya mengekor di belakang. Tepat sudah berada di dalam ruangan dirinya mencoba melihat Amara. Di sana terlihat wanita yang begitu cantik, dengan wajah yang sedikit pucat dan terlihat seperti orang habis menangis. Di pipi ada sedikit jejak air mata, membuat Rey mengetahui wanita itu menangis tadi.
Amara sedang tertidur. Mungkin ia tadi kelelahan karena menangis.
Akash berjalan mendekati Amara, menatap Amara dengan intens dan lama kelamaan menjadi sendu. Hatinya sesak melihat cobaan bertubi-tubi yang di terima Amara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]
Romance(BUDIDAYAKAN FOLLOW DULU BARU BACA!) "Antara Memilih Sang Pencipta atau Ciptaan-Nya" Rank #1- Irene Rank #1- Penuhtekateki Rank #1- Redvalved Rank #3- Suho Rank #4- Surene Rank #3- Harapan Rank #3- Keajaiban Rank #7- Hampa UDAH END DAN MASIH TAHAP R...