Apartemen

458 59 111
                                    

Hallo kita balik lagi nih hehehe
Gimana dengan teka-tekinya? Udah bisa nebak? Yuk jawab di komentar!

Jangan lupa vote, komen, dan shere!
Selamat membaca❤️

Tandai Typo!

🌼🌼🌼

Sejahat-jahatnya manusia, ia tak akan tega membunuh darah dagingnya. Jika pun ada, mungkin dia adalah iblis yang berkedok manusia.

***

Kedua manusia yang berlawan jenis ini sedang duduk di dalam mobil, dengan salah satu di antara keduanya sedang menahan amarah. Amara Cheryl Alexzandra—wanita itu begitu sebal dengan Rey. Ia kesal dengan apa yang Rey lakukan tadi di rumah sakit.

Sedangkan Rey? Ia memasang wajah tak berdosa, dan terlihat biasa saja. Nafas Amara pun masih kembang kempis, wajah datar dan tangan di lipat di dada. Amara menatap kearah jalanan supaya tak menjadi emosi ketika menatap wajah manusia di sampingnya.

Suasana di dalam mobil pun begitu sunyi, tak ada yang memulai berbicara sedikit pun. Rey hanya melirik sesekali pada Amara, sedangkan Amara tetap menatap ke arah jalanan.

Lama sekali keheningan ini berlangsung, sampai pada akhirnya ia sadar, ini bukan jalan menuju ke rumahnya. Lalu mau kemana pria gila ini membawanya. Seketika Amara menoleh pada Rey dan menatap tajam. Rey yang merasa di tatap pun menoleh bingung.

"Kenapa?"

"Lo mau bawa gue kemana? Mau bawa gue ke dukun aborsi atau mau bawa gue pergi jauh terus lo turunin di jalan supaya gue pulang jalan kaki terus keguguran, iya?" Tanyanya dengan tajam, tapi malah membuat Rey spontan tertawa.

Lucu sekali, pikirnya.

Amara yang melihat itu pun menjadi bingung, padahal Amara sedang memasang wajah yang menyeramkan kenapa Rey tertawa, "kenapa tertawa? Ada yang lucu?"

Rey hanya menggeleng pelan dengan dengan muka merah menahan tawa yang tak terbendung itu.

"Oh, gue tau. Lo pasti ngetawain gue kan? Karena setelah aborsi pasti gue akan menderita dan lo seneng di atas penderitaan gue iya, kan?"

Lagi-lagi tawa Rey pecah, sampai ia tak konsentrasi dalam menyetir. Matanya pun ikut berair, lucu sekali wanita ini. Pikirannya tak ada positif nya sama sekali, tentang dirinya.

"Lo kok ketawa terus sih?!" Amara kesal bisa-bisanya Rey tertawa begitu bahagia atas penderitaan nya, "turunin gue di sini!" Serunya begitu sebal.

"Ngapain?"

"Gue mau pulang sendiri, gue mau pertahanin bayi ini ya! Jadi, kalo Lo gak mau tanggung jawab gak usah sok-sokan. Gue bisa rawat dia sendiri!" Ucapan Amara membuat Rey terkekeh pelan. Sungguh hari ini dia yang dingin di buat mencair oleh wanita ini, Rey banyak tersenyum bahkan tertawa karena Amara.

"Gak usah ketawa, turunin gue!" Entahlah Amara sudah tak memikirkan norma kesopanan lagi ketika berbicara pada bosnya. Bodo amad ia tak peduli.

"Udah diem."

"Gak! Gue gak mau janin ini mati. Turunin gue!"

"Gue gak bunuh dia, udah diem."

"Beneran?" Kali ini suara Amara terdengar lirih dengan mata yang berbinar. Dia senang.

"Iya."

Amara kali ini hanya diam dengan wajah datar, sebenarnya ia ingin tau Rey membawanya kemana. Tapi ya sudah lah nanti ketika sampai dia juga tau.

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang