Pelan-pelan ya baca nya wkwkwk
Tarik nafas dulu sebelum baca wkwkwkSelamat membaca❤️
***
Rey tersenyum senang, rencananya sudah tersusun dengan matang, sudah siap tinggal menjalankan.
Jam sudah menunjukan pukul 17.00 WIB. Ia hanya tinggal menunggu kedatangan seseorang yang spesial.
Deringan ponsel membuyarkan Rey, dengan cepat ia mengangkat panggilan itu.
"Ya?"
"....."
"Oke, udah siap semua."
Tutt...
Panggilan itu terputus, dan senyumnya mengembang begitu saja. Sebentar lagi, petang nanti bahagianya akan berlipat ganda. Ia berharap semua berjalan dengan lancar.
Sekitar tiga puluh menit Rey menunggu, tak lama pintu rofftop terbuka, menampilkan Akash dan Amara yang di tutup matanya.
Rey berjalan mendekat, lalu mengambil alih Amara untuk ia tuntun. "Good luck!" bisik Akash sebelum pergi.
Rey hanya mengangguk dan tersenyum, ia menatap Amara yang tampak bingung. Wanita hamil itu menggunakan gaun pendek selutut berwarna silver, rambut di gerai dan di curly di ujungnya, memakai riasan yang tipis dan sepatu tanpa hak. Tidak mungkin kan wanita hamil menggunakan hak?
"Bang kita mau kemana sih?" tanyanya yang sejak tadi hanya diam. Amara bingung karena dari rumah sampai sekarang matanya di tutup.
"Bang? Kok diem aja??" Rey hanya tersenyum, lalu menuntun Amara berjalan.
"Ini kok anginnya kenceng sih? Dingin." Amara merasa dingin, karena dia menggunakan gaun lengan pendek.
Rey masih diam, tapi ia membuka jasnya dan menyampirkan pada Amara, ketika jas itu melekat pada tubuh Amara, wanita hamil itu tertegun, ia mengenal wangi dari jas ini. "R-rey..."
Rey kembali tersenyum, menuntun wanita itu mendekati meja dan kursi yang sudah ia siap kan. "Hm?"
"Ada apa? Kok di tutup matanya?" tanyanya. "Bang Akash kemana??"
"Shhttt diem dulu,"
Ketika Amara ingin membuka mulut sebuah jari menempel pada bibirnya, keduanya berhadapan, Amara bisa merasakan tapi ia tidak tau keduanya sedekat apa.
Akhirnya Amara mengangguk menurut, walaupun di otaknya banyak sekali pertanyaan tapi ia mencoba sabar dan menunggu waktunya tiba untuk ia bertanya.
Rey memutar tubuh Amara menghadap barat, tepat berjarak satu meter adalah meja dan kursi yang Rey siapkan.
"Aku buka penutup matanya, tapi tunggu aku hitung satu sampai tiga baru kamu buka mata, ya?"
Amara yang masih bingung pun hanya mengangguk pelan, lebih baik ia turuti supaya cepat selesai, bukan?
Rey melepas pelan kain itu, ia masih berdiri di belakang Amara. Menegang bahu wanita itu dan berbisik pelan. "Satu... dua... tiga..."
"Buka matanya,"
Amara perlahan membuka matanya, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya karena ia menghadap barat. Senja sore hari ini begitu cerah. Mataharinya menyilaukan mata, Amara merasa dirinya saat ini berada di ketinggian.
Matanya terbuka, tak lama melebar sempurna karena melihat sesuatu yang ada di hadapannya.
Tepat di hadapan Amara sebuah meja kursi yang di hias dan makanan yang mewah, di bawah ada banyak balon dan bunga yang di tata asal namun terlihat indah, jangan lupakan karpet merah di bawahnya. Kursi dan meja tempat makan itu di lapisi kain putih dan gold, lilin-lilin di pinggir rooftop yang menyala sangat memanjakan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]
Romantizm(BUDIDAYAKAN FOLLOW DULU BARU BACA!) "Antara Memilih Sang Pencipta atau Ciptaan-Nya" Rank #1- Irene Rank #1- Penuhtekateki Rank #1- Redvalved Rank #3- Suho Rank #4- Surene Rank #3- Harapan Rank #3- Keajaiban Rank #7- Hampa UDAH END DAN MASIH TAHAP R...