Tak Sengaja Bertemu

249 30 52
                                    

Tandai typo oke wkwkwk

Selamat membaca❤️

***

Mobil itu berhenti di depan mansion mewah keluarga Alexzandra. Amara turun bersama papa dan abangnya.

"Besar banget, Pa." katanya ketika menatap bangunan di depannya. Begitu besar dan indah.

"Iya, ayo masuk. Di dalem udah ada Tante Sinta sama anaknya. Sepupu kamu."

Alex menuntun Amara berjalan masuk ke dalam mansion, disusul Akash yang berjalan di belakangnya.

"Takut Pa..." rengeknya dalam perjalanan.

"Kenapa takut?"

"Kan gak kenal." lirihnya.

Alex tersenyum, lalu mengusap bahu putrinya. "Mereka kenal kamu kok, Papa udah cerita."

Akash yang semula jalan di belakang pun pindah di sisi Amara, mengelus kepala Amara lalu menggenggam tangan adiknya itu. Memberi kekuatan.

"Udah tenang aja, udah gak ada yang jahat."

Amara mengangguk, meremas pelan tangan Akash yang menggenggam tangannya.

Sampai di pintu ketiganya di sambut oleh para maid, mereka membungkukan badannya sebagai tanda hormat, dan Amara hanya tersenyum tipis. Ia canggung.

Baru memasuki mansion mata Amara sudah melebar sempurna, ruangannya begitu indah, dimana cat tembok bewarna putih di variasi dengan warna emas dan abu. Memberikan kesan megah dan menakjubkan.

Tak lupa ornament seperti patung dan guci keramik di sudut ruangan. Ada juga foto keluarga yang di cetak sangat besar, di dalam foto itu sangat lengkap. Hanya kurang dirinya dan ibunya. Dan juga ibu Flora yang tak ada karena sudah meninggal.







"Kalian sudah dateng."

Suara tersebut mengagetkan Amara yang sedang melihat sekitar, buru-buru ia merubah ekspresinya dan tersenyum tipis.

Sinta Cloe Alexzandra adik dari Alex Cristian Alexzandra dan Rian Xavier Alexzandra.

Wanita paruh baya itu tersenyum dan berjalan ke arah Amara. Dari pakaian saja Amara bisa menilai bahwa tantenya ini adalah sosialita, pakaian di rumah saja begitu branded.

"Ini Amara putriku yang aku bicarakan." kata Alex ketika Sinta berdiri di hadapan mereka.

Sinta tersenyum lembut. "Kau cantik sekali, Nak. Seperti ibu mu." pujinya. Sinta memeluk Amara dengan sayang, mengelus punggung itu dengan lembut.

"Tante merindukan mu..." bisiknya. Amara membalas pelukan itu, pelukannya begitu hangat. Amara kira nanti dirinya akan canggung dan tidak nyaman atau bahkan Tantenya tidak menyukainya. Ternyata itu tidak benar, pikirannya salah.

Tantenya menyukainya.

Sinta melepas pelukannya. "Ayo duduk jangan berdiri, kasian ini nanti capek berdiri."

"Bunda juga gak nyuruh duduk, main peluk aja." sahut Akash yang sudah duduk entah sejak kapan.

Jangan heran dengan panggilan Akash pada Sinta, Akash sudah biasa manggil seperti itu dari kecil.

Sinta mendengus, menuntun Amara supaya duduk di sebelah Akash. "Namanya aja kangen baru ketemu."

Alex yang sudah duduk di kursi single pun hanya tersenyum, menatap putrinya yang sedikit gugup dan berekspresi lucu membuat dirinya gemas dan terkekeh.

Akash mengelus punggung tangan Amara. "Rileks."

Amara menoleh dan tersenyum tipis.

"Oh iya Amara panggil aja Bunda ya biar kaya Akash, dan tunggu di sini Bunda panggilin Celine sama Bunda mau ambil minum." ujarnya tersenyum manis. Mengelus puncak kepala Amara dan berlalu dari sana.

ReyMara || Kita Beda✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang