Jennie bisa memperkuat kalau Yoongi itu definisi manusia bermuka bayi namun memiliki selera orang tua.
Seperti bukan menjadi tren mempunyai kesempatan liburan di atas kapal pesiar, yang biasanya selalu dinikmati oleh orang-orang super kaya yang tidak lagi memusingkan berapa ribu dollar mereka keluarkan demi akomodasi gonjang-ganjing mengapung di atas laut mediterania.
Jennie tahu sebuah cerita dari ayahnya, penikmat perjalanan ini didominasi mantan-mantan pengusaha, bos besar ataupun mantan-mantan board of director. Mereka tak lagi khawatir meninggalkan perusahaan, mungkin keturunannya yang meneruskan. Yang terpenting bagi mereka, liburan panjang di cruise selama satu sampai dua bulan menjadi obat atas kebebasan yang tak pernah dirasakan saat masih muda, yang biasanya juga dinikmati karena ketenangan.
Tak heran kalau orang-orang disebelah table dinner-nya kebanyakan sudah beruban, bertubuh ringkih, beberapa yang nampak bahkan jalannya pakai tongkat, juga yang makan daging saja harus menggunakan gigi palsu.
"You dont have a taste, dont you?." Gadis itu nyeletuk sambil mengiris potongan daging dada ayam menggunakan pisau. Jennie bahkan tidak bisa melihat air beriak kala malam dari kursinya. Sekitaran kapal yang mereka tinggali hanya ada pemandangan hitam, kecuali bintang dan rembulan malam yang berhasil membuat gadis itu terpukau walaupun tidak lama juga. Kalau mereka memilih menginap di dataran, setidaknya night city akan amat sangat cantik. "Seperti aku sedang berkencan dengan seorang pria berumur tujuh puluh tahun dibalik wajah lima tahunnya ini."
Entah Yoongi harus menyikapi Jennie bagaimana. Kebersamaan dirinya dengan gadis itu tidak selalu di hiasi oleh romansa, namun tak kalah dengan kucing-kucingan —mengejek satu sama lain. Pria itu mengelap mulutnya dengan napkin. "Kemari." kedua tangannya memberi sinyal agar Jennie mendekat, namun gadis tersebut urung karena Yoongi memasang wajah kesalnya.
Si Kim menggeleng, bukannya mendekat ia malah mundur menyenderkan tubuhnya di kursi. Ia menggodanya dengan bangga. "Tidak mau."
"Ayolah, kau membuat hatiku terluka karena ejekanmu." Tatapannya semakin serius. Dia terlihat seperti sedang marah. Nampak tidak cocok.
Namun karena Jennie terlalu baik dan tidak ingin membuat keributan di hari pertamanya maka ia mendekatkan tubuhnya pada Yoongi secara perlahan-lahan. "Sudah." Dahinya berkerut, bibirnya mengerucut. Seketika Yoongi menaruh telapak tangannya di belakang kepala Jennie, gadis itu menegang.
TAK!
Jennie memejamkan matanya instant menahan rasa sakit dari sentilan jari pria itu di bibirnya. Sensasi Tingling sekaligus pedih, rasanya seperti bibirmu mendadak mati rasa tapi beruntung tidak berdarah. "Mulut dipakai untuk berkata yang baik-baik, Ruby Jane." Yoongi masih belum melepaskan tangannya di belakang gadis itu seperti dia tidak akan membiarkan Jennie menghindarinya. Kali ini situasinya terbalik, Yoongi masih ingin main-main.