Bergelut diantara cahaya remang ruangan. Dalam hari-hari, tidak ada rasa familier karena ini adalah rumahnya selama kurang lebih 7 tahun. Selama itu, ia sendiri tidak pernah bosan, berada di ruangan ini sendiri menjadi netral, terbakar, teringat akan masa lalu dimana ia bersama membernya juga trainee lainnya merasakan bahwa ini adalah ruangan sederhana namun mereka punya kisah nyata darah menetes, keringat mengalir, juga air mata menggenang bersama suka duka. Memang semuanya akan terasa singkat begitu sudah dijalani, begitu sudah terlepas dari masa, ia menyadari,Ya aku berjuang, meninggalkan New Zealand untuk kemauan aneh termaksud sekaligus mengubur mimpi ibuku, membuat dia menangis selama satu hari demi keegoisanku, dan tujuh tahunku tak akan pernah bisa terlupakan, temanku dan segalanya. Semua menjadi satu, aku merindukannya.
Ruangan hangat dance practice. Menyendiri adalah waktu yang tepat bagi Kim Jennie. Ia tiba-tiba tidak ingin pulang ke asrama di jam 1 pagi seperti ini. Lebih suka mendekam, menyatu pada lantai vinil—sedikit dingin— tanpa melepas sneakers putih miliknya. Hanya ada dirinya dan udara yang menemani, juga refleksi cermin besar.
Apa yang aku lakukan ini benar? Pertanyaan itu bukan sekali dua kali teringat, ketika ia lelah maka itu yang membuat ia mengunci pikirannya sendiri. Tiap kali ia bahagia maka ia menjawab, aku melakukannya dengan benar.
Jennie di dunia belakang layar bukan tipe gadis mudah menangis, begitu kata jisoo —gadis itu-pun juga sama— namun kali ini ia ingin sekali tanpa sebab. Bukan karena dia rindu pada masa lalunya, pada pekerjaan maupun urusan percintaan. Hanya tiba-tiba ia memiliki air mata yang ingin dibuang dengan percuma.
Tapi satu perasaan lain mengatakan, untuk apa? Berubah menjadi seorang melankolis tanpa sebab? Membodohi pikiramu sendiri? Padahal air matanya sudah diujung mata tapi ia menahannya. Benar, bodoh sekali kalau bisa sampai menangis tanpa suatu alasan.
Lampu-lampu redup itu, Jennie menatapnya bagaikan bintang, hey ia adalah seorang bintang, bintang bagi fansnya begitu juga bagi kekasihnya. Ia tiba-tiba tersenyum mengingat benda itu. Objek antariksa yang dijadikan bahan obrolan. Yoongi bilang dirinya memiliki banyak sinar di atas panggung maupun dibawah panggung sekalipun, itu yang menjadi kharisma tersendiri, Yoongi mengatakan dia awalnya menyukai kharisma yang Jennie miliki. Ha, kalimat sederhana yang semakin meniupkan hati untuk semakin membesar diisi oleh rasa cinta. Rautnya berubah seketika, dalam kurun satu detik, bayangkan, pria itu bahkan bisa merubah Jennie kilat tanpa ada dia di sisinya, berubah menjadi salah tingkah.
Senyumannya terlukis sampai seseorang masuk secara tiba-tiba atau lebih tepatnya menyelundup, membuka pintu kaca setengah transparant.
"Oh, hei princess noona." dia terkejut mengetahui ada seseorang di ruangan ini. Refleknya bagus, dia dalam kilat berubah untuk menyapa, menyingkirkan niat dan tujuan sebenarnya. Well, siapa lagi kalau bukan si hidung besar. Masuk tanpa ketuk padahal jelas sekali kan lampu ruangan ini belum padam yang menandakan ruangan masih terpakai.