0

1.5K 91 22
                                    

"Pertanyaan terakhir, apakah kamu menyesal untuk pernah menjadi grup idola?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Pertanyaan terakhir, apakah kamu menyesal untuk pernah menjadi grup idola?"

"Menjadi Blackpink?" Ia tertawa kecil, sudah tahu jawabannya super mudah. Matanya bergerak mengarah ke kamera dan pewawancara. Lampu sorot nyaris membuat matanya buta karna sudah terlalu lama ia tidak melakukan ini. Ia tak tahu mengapa pertanyaan itu sering tampil dalam naskah interview bersama majalah ternama. "Tidak, aku tidak pernah menyesal untuk menjadi bagian dari anggota Blackpink karna ceritaku bermula dari sana bersama, mereka masih sangat fantastis sampai sekarang."

Hampir 7 tahun berlalu, Jennie tidak akan pernah tahu bahwa ia ternyata masih bisa duduk di kursi lipat ringkih ini dengan tulisan artist di belakang. Duduk di depan banyak kamera, banyak juga orang-orang berbisu disana selagi kamera masih memutar record.

Clapperboard berbunyi, "Cut!" Ujar sang direktur.

Interview pertama setelah 7 tahun usai juga. Well, Jennie tidak segemetar di awal tapi ia yakin buku jarinya memutih akibat keringat dingin. Kemudian orang-orang ramai terjun memenuhi studio setelah Jennie berdiri dari duduknya. Kursi itu di lipat untuk disimpan ke dalam gudang. Pengaturan cahaya diubah sedia kala. Meskipun ia akhir-akhir ini lebih sering berdiri di belakang kamera, tidak memungkinan ini bisa jadi interview yang pertama juga terakhir kalinya, bukan karna ia sekarang bekerja untuk majalah akan tetapi interview terakhir menjadi anggota Blackpink.

"Lama tidak bertemu, Jennie sunbaenim."

Sunbaenim, bahkan setelah ia memutuskan pindah ke tanah Amerika 2 tahun lalu, bagi Kim Jennie kata itu sungguh terdengar canggung. "Eunbi-ya. Apa kabar? Aku belum sempat menanyai kabar-mu." Jennie memeluk perempuan itu yang juga memeluknya balik. Oh Tuhan, membuat ia semakin merindukan teman-teman sesama idol yang ia tinggal di Korea.

"Aku baik, Jen. Astaga sudah berapa lama kita tidak bertemu?!" Eunbi, perempuan yang debut jauh setelah Blackpink —anak generasi 4— yang memutuskan untuk berkarir di tanah Paman Sam bahkan saat itu Jennie masih tinggal di Korea. Dia yang menjadi pewawancara untuk Jennie hari ini, diputuskan langsung oleh direktur majalah karna mereka dulu pernah dekat.

"4? 5 tahun? Kau pergi tidak lama setelah aku memberi tahu kalau aku sudah menikah."

"Ah yeah! Aku ingat itu. Kau menikah tanpa memberitahu-ku dan lebih dari satu tahun lamanya aku baru tahu!" Eunbi yang saat itu menggandeng lengan Jennie menuntun pelan. "Kau senggang hari ini? Haruskah kita makan malam bersama? Aku tahu Korean restaurant dekat sini—"

"Aku percaya aku ingin sekali tapi kau harus tahu, dia agak sedikit protektif." Jennie menunjuk menggunakan dagu dimana seorang pria sedang berdiri sambil bersedekap, memandang ke arah dua perempuan yang sedang berjalan.

"Oh Tuhan aku lupa, dia menunggumu disini. Biar aku yang bicara untuk meminta izin atau hey! Kenapa tidak kita makanan malam bersama." Eunbi tertawa. Sebetulnya ide itu sangat briliant. Mereka berjalan ke arah lelaki itu.

"Babe!" Setelah Eunbi melepaskan gandengannya, Jennie langsung menyambar pinggang lelaki itu yang ia yakini adalah suaminya.

Eunbi, yang berdiri sedikit menjaga jarak memutuskan membungkuk canggung, tentu dia kenal Jennie tapi tidak begitu untuk suaminya. "Kalian serasi juga."

"Hey, jaga ucapanmu unnie!" Jennie terkekeh, tidak mengambil hati karna pada dasarnya Eunbi baru pertama kali melihat pasangan itu berdiri, bermanjaan di depan matanya. "Eunbi mengajak kita makan malam bersama, shall we?" Jennie menarik lengan suaminya ke bawah agar tubuhnya ikut membungkuk, sedikit mengambil waktu untuk menempelkan bibir mereka kilat.

"Sekarang?"

"Hmm! Sudah terlalu gelap untuk memasak di rumah, ayolah~" Karna menurut Jennie, kesempatan makan di luar rumah pun sangat kecil. Setelah apa yang terjadi di masa lampau dan ia menikah, tentu kehidupan pernikahan membuat ia semakin terikat. Mengurusi ini dan itu, apalagi mereka memutuskan untuk lebih private demi menjaga kenyamanan satu sama lain.

Menikahi pria itu bukan menjadi kesalahan fatal, dia menerima Jennie apa adanya begitupun sebaliknya. Dia yang memperjuangkan Jennie dalam kondisi kritisnya, menariknya dalam ke gelapan, meskipun Jennie belum memberikan seluruhnya tapi ia berusaha. Membuat cahaya di dalam rumah mereka terus benderang.

Karna ia menikahi pria yang tepat, yang dapat membuat ia bahagia selama-lamanya.

.

Seluruh karakter yang muncul dalam cerita ini bisa berpotensi menjadi suami kim jennie ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Anyway gue ga pernah niat buat ngeluarin chapter ini cuz ya ga penting. Tapi kalo kalian mau liat gimana cerita ini ending nanti udah gue spoiler ya dari sini.

Dan kalau kalian ngeh sama timeline waktu dari chapter 1 - seterusnya selamat kalian fans sejati aokaokaok 😩

𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗕𝗘 𝗢𝗩𝗕𝗜𝗢𝗨𝗦.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang