Panas seperti di neraka, Jennie tidak bisa mendinginkan kepala.Awalnya ia pergi masuk lebih dahulu akan tetapi lupa membawa ponsel yang masih tergeletak di tempat. Yoongi membawa kala layar ponsel miliknya terus menyala, lebih dari seratus kali panggilan tak terjawab dan itu dari Jisoo seorang ―Ia bahkan tidak menyadari entah itu karena dalam mode tidak ingin diganggu atau terlalu sibuk bercinta. Jadi pria itu berjalan cepat masuk menyusul kemudian menyodorkan pada Jennie yang pura-pura sibuk ingin mencuci baju. Sebagai balasan, ia cukup memberi lirikan kilas sebelum merampas barangnya dan menjawab, namun setelah ia mengatakan halo, ponselnya mati oleh habisnya baterai.
Jennie berjalan pelan mengambil kabel pengisi daya, membawanya ke ruang tengah ―ruangannya menyatu ruang makan― lalu membiarkan ponselnya terisi daya, sebelum itu dirinya langsung mematikan wifi dan data agar ponselnya tetap tenang, Jennie menggigiti kuku sambil duduk di meja makan di samping ponsel, kakinya melayang di atas lantai bergerak menendang udara.
Merasa khawatir semakin lama ia membiarkan ponselnya diam. Akhirnya ia memutuskan menghidupkan ponsel setelah melihat presentasi baterai 64%, sedikit beryukur oleh fast charging.
Lalu Jennie berupaya menghubungi lebih dahulu sebagai bentuk rasa bersalah.
"DIMANA?!" Jisoo di sebrang sana langsung membentak kasar. Jennie yang sedang duduk tersontak, reflek menjauhkan ponsel dari telinga sambil menutup mata. Satu tangannya belum pergi dari mulut, masih menggeragoti nail extention pahit. Dalam posisi mengisi daya tentu gerakannya menjadi terbatas oleh pendeknya kabel.
Di saat yang sama Yoongi sedang duduk di sofa, berselonjor, ikut reflek menghentikan jari memetik senar gitar karena bisa menganggu, posisinya sedang menatap punggung gadisnya. Tentu merasa penasaran.
"France, tentu saja."
Jennie berbohong dan Yoongi tahu karena dia juga turut andil dalam berbohong kepada semua orang yang menanyainya. Oh tentu ironi, hubungan ini membuat mereka semua mudah menjadi pendosa.
"Hmm France." Jisoo bergunggam. "Aku ingin bicara, bolehkan?" Masih dalam mode sama, Jennie bisa mendengar Jisoo sedang berbicara pada orang lai di belakangnya.
"Bicara apa?"
"Terima facetime-nya sekarang juga!" Seru Jisoo, tak lama panggilan facetime masuk ke dalam notifikasi. Chaeyoung, Lisa bergabung. Tentu Jennie tidak langsung menerima, mengingat Yoongi duduk di belakang. "Tidak bisa lewat telepon saja?"
"Cepat angkat!" Seruan kedua, kali ini sang lawan meringis. Tidak ingin membuat masalah, Jennie langsung bergegas.
"Whats wrong with you. Jesus, fine!" Ekspresi Jennie datar, setengah menggerutu. Mendapatkan omelan dari Jisoo di pagi hari sudah semakin menghancurkan hari. Sialaln, bterai yang tertera-pun baru terisi sampai 70%.