19

606 68 35
                                    

Note: Cerita ini sebetulnya cerita yang ada di chapter 19 mode private tapi burhubung aku kurang suka dan pengen modifikasi lebih baik jadi aku tarik kesini sementara chapter 19 di wordpress aku ganti jadi mode publik. XOXO

Part ini sejujurnya hampir tembus 8K kata, rekor selama aku bikin cerita. Hope you enjoys. See you again.

The film already over mins ago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




The film already over mins ago.

Setelah filmnya selesai sebetulnya Yoongi sudah memesan tempat untuk makan siang yang sengaja mereka pesan kala suasana agak sepi. Harusnya mereka kesana, dia bahkan mendapatkan panggilan dari hostes pukul berapa mereka akan datang karena restaurant akan closing jam makan siang untuk menyiapkan makan malam.

Akan tetapi kursi berubah menjadi panas setelah semua orang keluar dari cinema dan Jennie tidak mau keluar. Memasang wajah cemberut sambil melipat tangan di depan dada

Awalnya dimulai dari filmnya. But God, it was slight clip and nothing wrong with that. Tapi Yoongi seolah memancingnya di tengah film dengan menaruh kukunya di belakang leher perempuan ini, yang dia gesekan sehingga bulu kuduknya berdiri.

"Why you give me that look."  Yoongi tahu kekasihnya ini sedang kesal.

"Kau tau apa yang kau lakukan tadi? Jarimu―"

"Jariku? Ada yang salah dengan jariku?" Yoongi memberi tampang seperti bocah balita.

"Kau tidak sadar?" Jennie menodong pertanyaan seolah sedang menaruh bilah pisau di dekat leher Yoongi.

"Aku tidak melakukan apapun?" Lelaki tersebut seakaan memancingnya. Demi Tuhan Jennie tahu Yoongi pura-pura tak sadar.

"Jesus, Yoongi selera makanku sudah hilang." Di luar dari dugaan, Jennie beranjak pergi meninggalkannya dari studio bioskop. Sneakersnya mengetuk lantai cepat, entah ini bagian dari narasinya atau bukan. Dalam jalannya semua orang bisa mengetahui jika ia marah.

Jennie marah. Oh tentu saja pria itu tak memiliki penyesalan sama sekali, karena dia tidak tahu apa-apa! "Kemana?" Yoongi sengaja tidak menyetarai jalan, dia cuma bisa menatap punggung serta sedikit ekspresi.

Jika mereka sampai di kamar nanti perempuan itu berjanji ingin meninju wajah kekasihnya. Keras, amat keras.

"Tidur."

"Tidur? Di jam segini?" Ketika Yoongi melihat ponsel, belum ada jam empat sore waktu setempat tapi langit memang seperti mulai menggelap. "Kau tidak mau makan?"

"Do you think what i'm thinking Yoong? Because you seems not. My feeling." Sambil menunggu elevator Jennie berbalik dengan tangan terlipat di depan dada dan menatap pacarnya jengkel. Kemudian suara 'Ting' menandakan pintu terbuka. Jennie menyelip ke belakang ketika Yoongi berdiri di depan pintu. Ini waktu yang tepat bagi Jennie menghindar Yoongi karena elevator mengangkut banyak orang menjadikan mereka berdiri di sisi berbeda.

𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗕𝗘 𝗢𝗩𝗕𝗜𝗢𝗨𝗦.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang